Kamis, 19 Agustus 2010

BIRAHI GADIS SLM JILBAB

Pagi itu wajah Rika, seorang aktivis LSM yang mendukung dan pro pada RUU APP terlihat tegang mendengar penuturan beberapa rekan-rekannya mengenai maraknya website dan blog cabul di internet yang mengeksploitasi wanita, terutama anak sekolah, artis, bahkan foto-foto di friendster pun bisa nyasar ke situs cabul. Sebagai aktifis yang cukup senior, Rika sudah lama mendengar mengenai hal ini namun saat itu dia diberitahu bahwa semua foto dalam website tersebut merupakan foto-foto rekayasa kasar, Rika tidak tertarik untuk melihatnya. Berbeda dengan berita yang disampaikan para rekannya ini yang mengatakan bahwa website-website cabul itu sekarang berisi foto-foto asli dan bukan rekayasa, bahkan yang membuat Rika sangat terkejut ketika mereka menyebutkan bahwa di antara foto-foto cabul dalam website itu terdapat beberapa foto cabul yang berwajah mirip dirinya.
Tentu saja gadis cantik ini menyanggah keras foto-foto cabul tersebut sebagai foto-foto dirinya, hanya saja berita tersebut membuat Rika penasaran dengan website-website cabul tersebut. Terdorong ingin meng-cross check kebenaran berita tersebut, Rika kemudian meminta alamat website-website cabul yang dimaksud, ia pun mendapatkan sebuah site forum dengan inisial (DS) dan sebuah blog cabul yang isinya rape semua.
Jam di HP milik Rika menunjukkan pukul 13.00 lewat ketika ia berjalan keluar dari gerbang kampusnya. Sebagaimana niatnya tadi pagi, Rika yang masih tercatat sebagai mahasiswi di sebuah PTN di kota Bandung ini bermaksud singgah ke sebuah warnet. Gadis berwajah ayu dan lembut ini memang bermaksud membuktikan berita yang dibawa rekannya tadi pagi. Rika sengaja memilih warnet yang mempunyai box tertutup untuk menghindari prasangka buruk orang lain terhadapnya. Sebagai seorang yang dikenal menentang segala bentuk pornografi tentunya Rika berusaha menjaga citra dirinya saat dia membuka website dan blog cabul yang dikatakan temannya tersebut. Boleh jadi orang lain akan mencemooh jika seorang seperti dirinya terlihat membuka website cabul dan porno.
“Ada yang kosong Mas?” tanya Rika kepada operator warnet.
“Mmm.. nomor 10.. Mbak” jawab operator warnet tersebut yang kebetulan cowok keturunan chinese, serta sedikit terkejut melihat seorang wanita cantik yg muncul dihadapannya.
Keberadaan Rika di warnet tersebut memang cukup menarik perhatian. Bukan saja karena kecantikan yang dimiliki Rika, namun juga karena penampilan Rika dengan blouse putih ketat yang membungkus tubuhnya dengan sangat indah dan entah disadarai atau tidak kancing paling atas terbuka sehingga ada sedikit pemandangan yg cukup indah ditambah celana jeans ketatnya
Cowok chinese, operator warnet sempat terpesona melihat kecantikan Rika namun mengingat kalau gadis ini adalah pelanggan baru membuatnya segan untuk berbuat lebih jauh. Walaupun ada rasa segan pada diri cowok operator warnet kepada Rika, namun mata cowok itu nyaris tak berkedip melihat goyangan pantat Rika ketika berjalan menuju box warnet nomor 10.
Cowok chinese itu menelan ludah membayangkan tubuh di balik pakaian yang dipakai gadis cantik ini.
Dalam box warnet no 10 yang tertutup itu, Rika mulai membuka beberapa alamat wabsite cabul yang didapatnya tadi pagi. Tak sampai lima menit kemudian, mata Rika yang lebar membelalak melihat website-website cabul tersebut. Wajahnya yang putih juga berubah merah padam menahan kemarahan dan rasa jijik melihat website serta weblog yang melecehkan perempuan secara seksual terutama segala hal yang berbau rape (perkosaan). Beberapa cerita porno tentang gadis ABG atau mahasiswi serta foto-foto yang mempertontonkan kemulusan tubuh perempuan seperti dirinya membuat Rika merasa terhina dan terlecehkan. Gadis cantik ini juga merasa geram dan nyaris tidak percaya ketika kemudian dia mendapati beberapa foto cabul seorang wanita dengan wajah mirip dirinya sebagaimana laporan teman-temannya yuniornya.
Tubuh gadis ini gemetar menahan kemarahan dan rasa tak percaya melihat pose-pose wanita yang berwajah mirip dirinya apalagi ditambah gambar dirinya yang ia posting di friendster bisa nyasar ke situs ini, sehingga seolah merupakan pembenaran bahwa dirinyalah yang ada di situs cabul tersebut. Tanpa sadar Rika yang dalam kesehariannya bertabiat lembut ini mengumpat karena kemarahannya melihat foto-foto tersebut.
Melihat betapa gadis seperti dirinya dilecehkan dalam website tersebut, Rika terdorong untuk membuat laporan khusus mengenai hal ini ( DS watch out!!!). Rika berniat untuk melaporkan keberadaan website ini kepada pihak kepolisian agar pembuat situs ini ditangkap polisi. Dengan flashdisk miliknya, Rika kemudian menyimpan puluhan cerita porno mengenai perkosaan serta gambar-gambar cabul yang terpampang, terutama foto-foto wanita yang mirip dengan dirinya. Satu persatu beberapa foto cabul dan cerita-cerita erotis mengenai akhwat berpindah ke flashdisknya yang berkapasitas 1 GB tersebut.
Rika adalah seorang gadis berusia 21 tahun yang baik baik serta tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik baik pula sehingga Selain memiliki wajah cantik dan tabiat yang lembut, Rika juga jauh dari hal-hal porno atau cabul sejak kecil bahkan bagi dirinya hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang tabu.
Namun siang ini, gadis cantik ini terpaksa melihat hal-hal tabu tersebut untuk pertama kalinya sepanjang hidupnya. Awal mula, Rika memang sempat shock, bukan saja karena kemarahan yang dirasakannya namun juga karena dia tidak pernah melihat gambar-gambar cabul dan porno sebelumnya. Pada mulanya memang Rika merasa jijik dan marah melihat website tersebut, namun semakin lama ia menjelajahi berbagai website dan blog cabul itu, rasa marah dan jijik yang dirasakan di menit-menit pertama berubah menjadi rasa malu. Wajah Rika yang ayu dan lembut ini bersemu merah melihat foto-foto dalam website dan blog cabul tersebut, apalagi ketika dia melihat foto-foto wanita yang berwajah mirip dirinya tengah mengulum batang kemaluan laki-laki yang tegang.
Mata Rika yang lebar ini membelalak nyaris tak berkedip melihat foto-foto wanita yang tengah mengulum batang kemaluan laki-laki. Mata Rika tak lagi memperhatikan wanita yang berwajah mirip dirinya namun matanya kini lekat melihat batang kemaluan laki-laki yang tengah dikulum dan ada juga yang diremas oleh wanita itu. Rika menggigit bibirnya kuat-kuat menahan debaran jantungnya yang berdegup kian kencang melihat urat-urat kemaluan laki-laki yang menonjol dalam foto tersebut.
Tubuh gadis ini gemetar ketika tanpa disadarinya dia mengkhayalkan dirinya yang mengulum kemaluan laki-laki yang menggiurkan itu. Seumur hidupnya, baru kali ini rika melihat batang kemaluan laki-laki dewasa walaupun hanya dalam foto, terlebih penis berukuran istimewa itu dalam keadaan tegang. Nafas Rika mulai memburu dan dia mulai merasakan denyutan-denyutan di bagian dalam kemaluannya yang terasa gatal sebagaimana layaknya wanita yang mulai terangsang birahinya.
Rika memang seorang gadis baik-baik dan selama ini jauh dari berbagai hal yang porno , namun Rika tetap seorang wanita normal yang mempunyai gairah terhadap lawan jenisnya. Rika yang telah berusia 21 tahun seringkali timbul gairah birahinya kepada lawan jenisnya secara alamiah. Rika sering terangsang terhadap lawan jenisnya, namun apabila birahinya mulai terangsang, gadis ini segera menekannya dengan berbagai aktivitas. Wajah Rika yang cantik seringkali menjadi masalah tersendiri karena membuatnya sering digoda oleh laki-laki, apalagi ternyata dalam hal berpakaian dia tidak terlalu konservative.
Godaan-godaan para laki-laki yang berbentuk ucapan-ucapan mesum, sentuhan atau kadang menempelkan tubuh mereka ke tubuhnya saat di biskota juga dapat membuatnya terangsang namun semua rangsangan birahi yang dirasakannya dapat diredamnya dengan baik. Rika merasa dirinya mampu menjaga diri dan mengendalikan birahinya, tidak seperti beberapa rekan mahasiswi lainnya yang diketahuinya melampiaskan birahinya dengan bermasturbasi. Saat Rika menanyakan alasan mereka melakukan masturbasi, beberapa yang di antaranya adalah teman kostnya itu menjawab bahwa masturbasi lebih baik daripada ML sementara mereka masih belum berani menghadapi resikonya.
Kali ini birahi Rika juga merasa terangsang namun rangsangan itu bukan datang secara alamiah atau gangguan dari orang lain. Birahi gadis ini terusik karena perbuatan dirinya sendiri sehingga kali ini Rika merasa kesulitan untuk mengendalikannya seperti biasanya. Kian lama birahinya semakin kuat membuat Rika melupakan doktrin moral yang selama ini dipeganginya dan keberadaannya sebagai salah seorang aktivis penentang pornografi dan pornoaksi.
Box warnet yang tertutup itu membuat Rika leluasa menjelajahi berbagai website erotis dan porno yang didapatinya dengan search engine Google, terutama yang menampilkan foto-foto laki-laki telanjang bulat dan mempertontonkan penis mereka yang tegang. Nafsu birahi Rika yang mendorongnya tak lupa untuk menyimpan foto-foto tersebut ke dalam flash disk miliknya. Hampir satu jam kemudian wajah Rika yang tengah dilanda birahi sudah sangat memerah dan terlihat kontras dengan blouse putih yang dipakainya. Kancing bajunya tanpa disadari sudah terlepas semua, karena sebelumnya ia tak mampu menahan tangannya untuk meremas-remas bagian dadanya saat ia merasakan buah dada yang terbungkus BH berukuran 34B itu menjadi sangat kencang dan mengeras.
Satu jam lebih lamanya Rika dilanda birahi dalam box warnet bernomor 10 yang tertutup itu. Dalam keasyikan menjelajahi website-website porno tiba-tiba Rika dikejutkan bunyi pertanda SMS masuk di HPnya.
“Hmm.. dari Mbak Soraya..” gumam Rika ketika melihat SMS yang dikirim oleh salah seorang teman di tempat kostnya yang seluruh penghuninya adalah perempuan.
Isi SMS itu mengabarkan bahwa salah seorang penghuni di tempat kost mereka terpergok menyimpan berbagai bacaan dan gambar porno di kamarnya dan juga kondom.
Mendapat sms dari Mbak soraya seperti itu, tubuh Rika gemetar. Gadis ini segera tersadar dari apa yang sedang dilakukannya di box warnet ini. Akhirnya dengan perasaan kalut, Rika menutup seluruh website porno yang telah dikunjunginya dalam waktu satu jam lebih ini dan bermaksud segera angkat kaki dari warnet ini. Ketika seluruh windows website-website porno itu telah tertutup hingga tinggal tampilan dekstop yang terlihat di layar monitor, mata Rika melihat sebuah icon yang berjudul Koleksi Movie di layar monitor. Tiba-tiba timbul keinginan Rika untuk mengkliknya sehingga dia menunda untuk segera keluar dari box warnet. Setelah ia mengklik dua kali icon tersebut, terpampanglah puluhan folder judul film yang tengah menjadi box office di layar monitor. Namun mata gadis berwajah cantik ini melihat salah satu folder berjudul Surga yang membuat dahinya berkerenyit heran. Dengan diliputi rasa heran, Rika mengklik folder berjudul Surga itu yang sekejap kemudian terpampang 2 file film berukuran besar yang membuatnya semakin penasaran. Niatnya untuk keluar dari box warnet tertunda ketika rasa penasaran itu mendorongnya mengklik file film berjudul Surga yang berukuran lumayan besar.
“Ahh!”
Rika terpekik kaget ketika file film itu terbuka ternyata merupakan file film porno. Tubuh Rika seketika menjadi gemetar dan dadanya berdegup kencang. Setelah satu jam yang lalu ia browsing menjelajahi website-website porno yang menampilkan gambar-gambar porno yang tak bergerak, ternyata kini dia menemukan film yang menyuguhkan gambar cabul yang bergerak. Kembali Rika terombang-ambing antara keinginan melihat dan rasa bersalah, akan tetapi nafsu birahi ternyata masih menguasainya membuat Rika kembali duduk dalam box warnet seperti semula. Matanya berbinar lebar menyaksikan film yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan dilihatnya.
Film yang agaknya berasal dari Perancis itu diawali dengan adegan sebuah keluarga muda dengan dua orang anak yang masih kecil namun adegan itu cuman sebentar dan cerita itu dimulai ketika adik kandung sang suami yang berwajah tampan ikut menumpang di rumah mereka. Rika kian tenggelam mengikuti jalan cerita film tersebut yang kemudian sang istri dalam film tersebut tertarik dengan adik suaminya yang masih belia itu. Sang istri dalam film tersebut digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang selalu bergaun panjang dan tertutup, akhirnya terjadilah perselingkuhan antara adik sang suami dengan sang istri.
Birahi Rika kian menguat ketika adegan percintaan pasangan selingkuh ini dieksplor dengan detail. Gadis yang tengah dilanda birahi ini hanya terengah-engah menyaksikan adegan-adegan persetubuhan yang dimulai hanya 10 menit setelah film dimulai. Puluhan menit berikutnya boleh dikatakan film itu dipenuhi adegan-adegan persetubuhan pria dan wanita degan detail dan close up, membuat Rika yang menonton film tersebut hanya terengah-engah dalam birahi yang kian menggelegak.
Ia kembali tenggelam dalam libidonya di depan monitor yang menayangkan film porno. Kali ini Rika tidak hanya sekedar meremas buah dadanya sendiri , ia menurunkan celananya sampai lutut sehingga terlihat sepasang pahanya yang bulat padat dan mulus. Tak sekedar itu, namun ia juga menelusupkan tangannya ke balik celana dalam krem yang dipakainya lantas dengan bernafsu jemari tangan Rika menggosok belahan kemaluannya yang kemerahan. Gadis berwajah menawan ini ternyata mempunyai kemaluan yang indah, membukit cembung dengan ditumbuhi rambut-rambut kemaluan yang hitam lebat yang menghiasinya. Bibir kemaluan Rika yang kemerahan kian terlihat memerah ketika tangannya menggosok-gosokkannya penuh nafsu birahi.
Di saat tangan kiri Rika mngggosok-gosok belahan kemaluannya, tangan kanannya segera menyusup ke balik BH berukuran 34B yang dipakainya. Rika mempunyai sepasang payudara montok membukit indah yang kini terasa kian mengeras. Birahinya telah demikian menggelegak ketika tangannya meremas-remas payudaranya sendiri sambil memelintir puting susunya yang berwarna merah kecoklatan dan berdiri dengan pongahnya pertanda gadis itu sudah benar-benar sangat terangsang saat itu. Entah darimana Rika belajar bermasturbasi padahal sebelumnya tidak pernah satu detikpun dia melakukan perbuatan masturbasi sebagaimana teman- temannya lainnya. Mata Rika melotot adegan-adegan mesum yang terpampang di layar monitor sementara kedua tangannya merangsang kemaluan dan payudaranya sendiri.
Puluhan menit berlalu ketika tiba-tiba HP Rika berbunyi nyraing membuat Rika yang tengah asyik dalam birahinya terlonjak kaget, kali ini nada HPnya adalah nada panggil bukan nada SMS. Ketika melihat nama Mbak Soraya yang terpampang di layar HP, Rika segera menghentikan meremas payudaranya lalu dengan wajah yang kesal ia mengangkat telepon.
“Ada apa Mbak..?” tanya Rika dengan sedikit kesal.
“Maaf Rika.. gimana sms saya tadi.. apa Nia perlu dikeluarkan juga dari tempat kost kita sebagaimana beberapa orang sebelumnya?” tanyanya.
Rika terdiam. Nia adalah penghuni kost yang dimaksud dalam sms dari Mbak Soraya sebagai gadis yang mengkoleksi gambar dan cerita porno juga kondom di tempat kost mereka.
“Tunggu dulu.. biar saya datang dulu.. Nianya kemana?” jawabnya sebentar kemudian.
“Sudah pergi.. mungkin malu dia.. tapi barang-barangnya masih di kamarnya dan barang-barang cabul itu sudah saya amankan” sahut Mbak Soraya diseberang.
Rika kembali terdiam.
“Ya nanti kita bicarakan.. tunggu aku datang aja” sahut Rika sesaat kemudian.
Ketika kembali pandangan Rika ke layar monitor, film tersebut sudah mendekati akhir, berarti satu jam lebih gadis cantik ini tenggelam dalam birahi ketika menonton film tersebut. Telepon tadi ternyata mampu membangkitkan kembali kesadarannya akan perbuatan yang sedang dilakukannya. Dengan gontai Rika membenahi pakaiannya yang awut-awutan dan membuatnya setengah telanjang. Untunglah box warnet itu tertutup rapat tak seoarangpun melihat keadaan Rika dengan aurat yang tersingkap lebar.
Rika keluar dari box warnet nomor 10 setelah hampir 4 jam dia berada di dalamnya. Blouse yang dipakainya terlihat kusut masai di bagian dada. Rika berjalan gontai dengan pikiran yang kalut berniat menuju kasir warnet, namun ia merasakan celana dalam yang dipakainya terasa basah membuatnya risih. Rika menghentikan langkahnya ke meja kasir,dan berbelok ke toilet warnet.
Dalam toilet yang cukup bersih itu, Rika melepas celana dalam krem yang dipakainya. Rika kemudian memperhatikan celana dalamnya yang terasa basah oleh lendir birahi yang cukup banyak. Sekian jam Rika tenggelam dalam birahi membuatnya berulangkali menyemprotkan cairan kenikmatan yang membuat celana dalamnya basah. Rika segera membungkus celana dalam yang semula membungkus bagian vitalnya dengan tissue kemudian disimpannya dalam tas miliknya. Sebelum keluar toilet, Rika sempat mencuci kemaluannya yang terlihat putih kemerah-merahan dengan ditutupi rambut-rambut kemaluan yang hitam lebat yang terbiarkan tumbuh dengan suburnya. Bukit montok kemaluan Rika yang tembem dengan bibir kemaluan yang merekah merah itu dicucinya berulangkali sebelum dilap dengan tissue. Ia merasa yakin tak seorangpun mengetahui dirinya saat ini tidak memakai celana dalam saat ini.
Rika membuka pintu toilet lantas dengan sedikit canggung, gadis cantik ini berjalan menuju ke kasir warnet yang masih dijaga oleh cowok chinese. Cowok itu memandang Rika dengan pandangan penuh arti sembari tersenyum.
“Sudah Mbak?” tanyanya sembari tetap memandang kecantikan gadis dihadapannya.
“Ya” jawab Rika pendek sambil menyodorkan lembaran uang pecahan 20 ribu.
Rika menyadari pandangan cowok chinese yang seakan ingin menelanjanginya sehingga membuatnya tidak menyukai pandangan cowok chinese tersebut.
“Mbak jadi member aja.. koleksi film kita nambah terus lho. Makin asyik lho” ujar cowok itu sambil menghitung uang kembalian.
Rika terperanjat kaget mendengarnya, wajah ayu gadis berkulit putih ini seketika menjadi merah padam. Rika tidak menyangka kalau operator warnet bisa mengetahui dia melihat film porno dalam box warnet.
“Mmm.. makasih” ujar Rika tergagap lantas tiba-tiba saja ia setengah berlari menuju pintu keluar warnet.
Wajahnya yang merah padam tertunduk dalam-dalam menahan rasa malu yang dirasakannya.
“Kembaliannya Mbak..!!” teriak cowok operator warnet ini.
Namun Rika tidak lagi mendengarnya. Begitu keluar dari warnet Rika juga tidak menunggu bus kota seperti biasanya namun tangannya segera melambai menghentikan taksi yang lewat.

BIRAHI MERTUA BERJILBAB

Kenalkan namaku Andi, usia 25 tahun. Aku sudah menikah sejak setahun lalu..dan aku sangat mencintai istriku.namanya Indah 22 tahun walaupun kami dijodohkan sama guru mengaji kami..tapi setelah menikah kami saling mencintai. Kami adalah sesama aktivis mahasiswa. Walaupun dalam proses ta'aruf aku tidak pernah tahu wajahnya namun ternyata Indah adalah akhwat tercantik yang pernah kukenal. Wajahnya putih bersih, bodynya juga sintal..payudaranya juga sangat besar dan walaupun tertutup jilbab lebar dia bahkan tidak mampu menyembunyikan besarnya payudara yang dia punyai..Dia memang mirip ibunya, ibunya terlihat sangat muda, walaupun sudah berusia 42tahun namun dia pintar merawat tubuhnya..kulitnya terlihat putih bersih dan senantiasa tertutup jilbab dengan rapi.

Kami berdua tinggal di rumah orang tua Indah yang kebetulan memang tak jauh letaknya dari kampus kami., Indah juga berasal dari keluarga baik baik. Ayah dan ibunya juga aktivis PKS disini, namanya ustad Amir dan ustadzah Zarah . Ayah ibunya juga menikah dini dulu..ketika mereka masih kuliah, dan Indah adalah anak mereka satu satunya..aku sangat kagum dengan kehidupan mereka, mereka sederhana dan walaupun aku belum kerja mereka bisa menerimaku dengan baik..bagi mereka seseorang itu bukan dinilai dengan hartanya namun dengan imannya..namun sayang Ustad Amir meninggal dunia 6 bulan lalu karena kecelakan motor.

Ibu dan indah terlihat sangat terpukul dengan kejadian itu, jadinya sekarang akulah satu satunya pria dirumah ini. Yang membuat aku merasa memikul tanggung jawab besar untuk melindungi mereka. Aku mulai kerja paruh waktu, walaupun kuakui sangat sulit membagi waktu antara kerja dan kuliah.

Cerita ini diawali ramadhan lalu..ketika suatu malam hari, setelah merasakan beratnya menahan nafsu pada siang untuk tidak menggauli istriku..malamnya aku sangat bergairah sekali..apalagi malam ini sehabis teraweh istriku memakai gamis panjang berwarna biru berbahan tipis kesukaanku..kelihatannya dia mengerti apa mauku..dia berdandan sangat cantik bak bidadari. Malam ini seperti biasa kami bersama ibu mertuaku nonton tv bersama, aku segera memberi tanda kepada istriku tuk segera ijin tidur terlebih dahulu ke ibu mertua.. istriku pun menggangguk ngangguk setuju.."maaf bu kami pergi tidur dulu..ngantuk banget nih.."kata istriku. Sambil tersenyum ibu cuma ngangguk ngangguk.."iya..silahkan sana .. tapi jangan kecapaian lho yaa..nanti bisa gak bangun sahur.."sambil dia tersenyum kecil..rupanya dia tahu maksud kami..

Kami segera ke kamar.."umi cantik deh malam ini.." pujiku kepada istriku..,"abi nih bisa aja.."sambil tersenyum dia mulai mengecup bibirku..segera saja kusingkap jilbab panjangnya..kubuka pelan pelan gamisnya dan kuciumi perut istriku..istriku emang suka kalo perutnya kuciumi dan kubelai belai..membuat dia semakin cepat terangsang. Dia segera menaiki tubuhku dan segera mencopot celanaku..dan yang membuatku kaget malam ini dia mengoral penisku..padahal aku tau dia sangat tidak suka kalo aku menyuruhnya mengoral batang senjataku yang terbilang cukup panjang itu..katanya gak cukup ke mulutnya dan dia merasa jijik. Malam ini terasa berbeda..dia dengan liarnya menjilati penisku seperti es krim yang sangat lezat sekali..rasanya seperti melayang layang ke angkasa.."akhh…aaahhh…"ku mendesah desah menahan nikmat yang sangat..

Semakin cepat penisku di masuk dan keluarkan dari mulutnya..sampai sampai ku harus menahan kepalanya,"aaahhh, ssshhs…aaahhh…Mi..peeeelaann dong.."rintihku..

Istriku Cuma tersenyum..dia segera membuka bajuku..dan menciumi dadaku..diapun berbisik kepadaku.."bii..malam ini akan ku buat menjadi malam yang special..mmmuaah.."

Kamipun segera berpelukan satu sama lain..dia menciumku dengan sangat ganas, tak jarang dia menggigit kecil lidahku..dan tanganku segera dimasukkannya ke dalam gamisnya..rupanya dia ingin ku mempermainkan payudaranya yang besar itu.,langsung saja ku singkap gamisnya dan ku mainkan putting susunya yang sudah memerah itu dengan lidahku..dia menggelinjang dan merintih pelan.."ohhh bii..enak banget..sayang..teruuus.."

Tanganku yang satunya mulai merambahi selangkangan perempuan itu dan istriku menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya. “Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari ku mulai menyentuh kemaluannya. Jemari ku dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab. “Oh…! Bi, lakukanlah” desah istriku yang mulai tak tahan menahan hasratnya. Segera ku menghentikan jilatanku dan mengatur posisi. istriku telentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang penisku pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.

Direngkuhnya tubuh kekarku ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

Akh…! enak Bi!” desisnya. Tangannya menekan pinggul ku agar batang penisku bisa masuk seluruhnya. Aku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul istriku. “Ayo Bi geyot terusss!” desis istriku makin hilang kendali merasakan nikmat yang sangat. Akupun mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali kusentakkan kedepan sehingga batang penisku tuntas masuk seluruhnya kedalam memeknya
Oh..Bi !”jerit istriku nikmat setiap kali aku melakukannya.Terasa batang penisku itu talah menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam.

Ahk..! Ah…duh akhh!!, bi..umi..mmmaau kkeeluar..” teriaknya tertahan seperti seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir.

"iya mi…aaabbi jjuga mau keluar.."..kataku sambil semakin kupercepat genjotanku kepadanya..tak berapa lama terasa seluruh tubuhnya menegang..tangannya memelukku erat erat..dan bersamaan dengan itu akupun menyemburkan cairan maniku ke dalam rahimnya..dengan berpeluh keringat kitapun saling berpelukan..diapun berbisik kepadaku.."bi..malam ini kamu sangat dasyat.."Malam itu..kami melakukanya sampai tiga kali..tapi sepertinya staminaku masih oke dan kayaknya masih sanggup 1 ronde lagi tapi sayang diapun menyerah.."Bi..umi..nyerah..badan umi lemes banget.., maaf ya sayang.."sambil ku belai keningnya dan ku usap keringat di wajahnya.."iya mi..gak pa pa..Umi tidur aja..besok khan juga umi kuliah pagi.."

Waktu menunjukan pukul 2 pagi..terlihat istriku sudah terlelap tidur,sedangkan aku disampingnya tidak bisa tidur..kurang 1jam lagi waktu sahur pikirku..tanggung. aku segera beranjak bangun, hendak kekamar mandi..terlihat ibu mertua sedang menggoreng dan mempersiapkan sahur kami.dia menggunakan jilbab putih, dengan gamis panjangnya..walaupun di dalam rumah dia selalu menggunakan jilbab lebarnya..itu yang kukagumi dari dia..dari segi wajah dia sama sekali tak kalah dengan anaknya.malah dengan usianya yang segitu membuat daya tarik tersendiri bagi kaum lelaki.

Ku dekati dia dari belakang.."lagi goreng apa bu??" tanyaku dan uppss ternyata dia kaget dan membalikan badannya sehingga tampa sengaja aku menyenggol payudaranya..terasa kenyal banget.."ehh..maaf bu kaget ya..??, wajahnya pun memerah karena malu..mungkin karena aku hanya memakai celana pendek saja..diapun terlihat memandangi dengan seksama otot otot dadaku yang lumayan kekar."oh..gak pa pa kok.., ni lagi nggoreng ikan.."jawabnya.."wah enak tuh bu.."balasku..

Setelah selesai dia siapkan kamipun makan sahur bareng, sedang istriku ketika ku berusaha membangunkannya dia tetap saja terlelap tidur..rupanya dia benar benar kecapaian."nah khan apa ibu bilang..gituannya jangan cape cape..jadinya indah gak bisa bangun sahur khan.."kata ibu mertuaku.

"ah ibu bisa aj..hehe..lagian Andi khan dah menahan nafsu sejak siang bu.."jawabku..sambil makan sahur kamipun mengobrol..dan tak sengaja aku menyinggung soal pernikahan.."ehh maaf bu..,ibu gak ingin nikah lagi..??"ibu khan masih cantik..pasti banyak ikhwan yang suka ibu.."candaku..

"Ah mana ada yang mau sama ibu.."balasnya..

"ya ada bu mungkin duda ataupun pengen menjadikan ibu istri kedua..hehehe..malah mungkin aja ada bu yang perjaka namun pengennya akhwat yang benar benar matang..",mendengar itu ibu tertawa, "beneran bu..,ibu lho cantiknya gak kalah sama indah.., hehe.."ibu mertua hanya diam saja..terlihat dia tengah berpikir sesuatu..

"eh maaf bu..Andi menyinggung perasaan ibu ya..??"

"ah enggak kok..gak pa pa..,"tapi mendadak dia bangkit dari kursi memegang tanganku, dan dia menyeretku menuju kamarnya.."sebentar an, mau ada yang ibu tunjukan.."kata ibu mertuaku..akupun nurut saja ketika diajak ke kamarnya, hatiku penasaran tentang apa yang mau dia perlihatkan kepadaku.

Setelah sesampainya di kamar dia menuju kedepan cermin..akupun masih tidak mengerti apa maksudnya. "kamu lihat Ndi, nih wajah ibu..penuh dengan kerutan..,ni juga..body ibu..,sudah pada melar semua.."kata ibu mertuaku sambil dia berpose di depan cermin.."masa' sih bu..nggak kok..tuh wajah ibu masih mulus menurut Andi.."aku mencoba menghiburnya..sambil tanganku membelai pipinya, dan tampa kuduga dia memegang tanganku..dia menahan tanganku untuk tetap menempel di pipinya.."Ah..kamu Ndi.."terlihat diia tersipu malu.."kalo ini??apa masih kencang seperti punya istrimu Ndi??"sambil tanganku diselipkan ke balik jilbabnya dan ditempelkannya ke payudaranya..aku masih tetap tidak percaya yang ibu mertuaku lakukan.."ayo Ndi..jawab..apa ini masih sekencang punya istrimu??"dia mengulangi pertanyaanya."dari matanya tersirat betapa dia sangat merindukan sentuhan lelaki. Akupun mendekat ke wajahnya..dan ku bisikan…"kecantikan ibu sungguh tak kalah dengan indah.."sambil aku semakin berani mendekatkan bibirku hampir menyentuh bibir ibu mertuaku itu. Dan wanita itupun memejamkan matanya..melihat itu, aku semakin memberanikan diri tuk menciumnya, dan tak ku duga dia menyambut ciumanku dengan mesra..,

Merasa di atas angin aku bahkan tak segan-segan membelai wajah ibu mertuaku, membelai hidungnya yang bangir, mata, hingga bibirnya dan sebagainya. Tak sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan hingga menimbulkan rangsangan yang cukup berarti untukku. Apalagi setelah dadaku menempel erat pada payudaranya yang berukuran lebih besar dari yang aku kira. Dan tak ayal lagi, penisku pun mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah terangsang oleh ibu mertuaku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang mulai melandaku sepertinya mengalahkan akal sehatku. Wanita alim ini sendiri tampaknya juga mulai kehilangan akal sehatnya. bahkan dia tidak bergeming ketika aku dekatkan wajahku ke wajahnya dan mengecup lembut bibirnya yang tipis. Dia tidak bereaksi, tidak marah juga tidak membalas.

Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Sementara bibirku masih tetap terus memagut, tanganku mulai menggerayangi tubuh ibu mertuaku itu. Kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dadanya yang masih berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang sensitif tersebut. Semua kulakukan masih dari luar pakaiannya dan masih terhalang oleh jilbabnya yang masih nampak rapih.

Tiba-tiba "Aaah...Ndi...jangan..." ibu mertuaku menepis tanganku yang berada di payudaranya, dan bibirnya melepaskan dari bibirku. matanya masih terpejam, nafasnya tidak teratur seperti sehabis berlari.. kubelai lembut wajahnya, matanya terpejam dan bibirnya masih membuka. Ibu cantik sekali malam ini, aku tahu dia sebenarnya merasakan sesuatu yang sangat fantastis.

Aku beranikan kembali memagut bibirnya, bibir yang begitu tipis dan hangat. berganian kupagut bibir bawah dan bibir atasnya. Wanita ini masih tidak bereaksi, hanya desah nafasnya semakin tidak beraturan, aku rasakan detak jantungnya pun semakin kencang. Ku beranikan tanganku menyusup dibalik jilbabnya, masih dari luar gamisnya. Ku mulai meremas payudaranya yang sangat kencang dan menantang itu. Anehnya, kali ini ibu mertuaku tidak bereaksi menolak dan menepis tangaku. AKu pikir dia mulai menikmati itu. Mengetahui dia tidak menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru pertama kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik ibi mertuaku itu yang selama ini selalu terlihat tertutup dibalik jilbab dan gamisnya. Ku usap-usap terus payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuhnya mulai bergerak menggelinjang tak beraturan.

"Aaauuhh...Ndi.. uuuh....."Dia mendesis-desis dengan desahannya karena remasan-remasan tanganku di payudaranya bukannya berhenti, malah semakin merajalela. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.

Tanganku mulai membuka gamisnya, kemudian aku sibak jilbabnya ke atas. Aku terpana sesaat melihat tubuh ibu mertuaku itu yang putih dan mulus dengan payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang masih tertutup beha katun berwarna krem kekuningan. Tetapi aku segera tersadar, bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu memang tersedia untukku, terlepas itu milik ibu mertuaku sendiri. jilbab putih segara kuangkat di bagian dadanya. Wajahku menciumi buah dadanya membuat ibu mertuaku menggeliat-geliat kegelian. “Ndi….jangan…nanti ketahuaan Indah..”, ia merintih. Aku tak peduli lagi. Semuanya sudah terlanjur basah. Toh Indah sekarang mungkin sedang terlelap tidur. Kugenggam kain jilbab di belakangnya punggungnya … sambil tanganku yang satunya turun ke bawah … meraih pantatnya … meremasnya … dan mengusap-usapnya…dan meremas-remasnya. Mulutku terus menciumi buah dadanya, pipinya, bibirnya, lehernya, sambil tanganku terus bergerilya membelai, mengusap, meraba. dan merenmas-remas pantatnya. Wanita berjilbab ini menggelinjang, tubuhnya menggeliat-geliat, rupanya ia telah mulai bernafsu. Tanganku kini mengelus-elus selangkangannya yang tertutup jubah panjang itu.

wanita berjilbab ini akhirnya pasrah dan tak menolak perlakuanku. Kulepaskan semua pakaianku. Aku sudah tak tahan lagi ingin mengentot wanita berjilbab ini. Aku ingin mengentotnya…sambil kubiarkan ia tetap memakai jilbabnya. Wow…ibu…..aku ingin merasakan memek ibu mertuaku.

Akhirnya … ku dorong tubuh ibu mertuaku ke atas ranjang..segera kusibakkan ke atas jubah panjang muslimahnya … kutarik ke bawah celana dalamnya yang berwarna hitam, kupeluk erat tubuhnya, … dan segera kuarahkan penisku ke dalam kemaluannya. Dengan gerakan yang lembut dan pelan, kuarahkan penis ku yang telah tegang ini ke dalam memek ibu mertuaku. Sementara tanganku terus memompa buah dadanya yang masih terlindungi jilbab dan rok panjangnya … bibirku tiada henti mengecup bibirnya … menyedotnya dengan mesra. Dan saat itu kini datang, memeknya telah basah oleh lendir birahi yang melanda. Kini kudorong penisku masuk ke memeknya … bles … kepala penisku menyeruak ke dalam liang kewanitaan wanita berjilbab ini. Kutarik dan kudorong lagi penisku secara berulang-ulang, dengan pelan-pelan, hingga akhirnya aku mempercepat gerakanku.

Ustadzah zarah., ibu dari istriku yang berjilbab itu kini tak mampu lagi berkata-kata. Hanya desahan dan geliatan tubuh saja yang dapat dilakukan, karena gejokak nafsu birahi telah membakar jiwanya. Bagiku, gerakan tubuhnya yang menggeliat-geliat dan expresi wajahnya yang cantik dalam balutan jilbab putih ... membuatku semakin merasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya..

Sekitar 15 menit aku menggenjot tubuh ibu mertuaku..tampak dia merem melek kubuatnya..desahan desahan kecil darinya membuatku semakin bernafsu dan mempercepat tempo seranganku. Keringat birahi telah membasahi tubuhku dan juga tubuhnya.jilbab putih yang dikenakannya nampak kusut dan awut-awutan, namun aku tetap konsisten membiarkan jilbab putihnya itu tetap membalut wajah dan kepala ibu mertuaku.. Gerakan maju mundur penisku yang panjang menimbulkan bunyi yang sensasional.

Ibu mertuaku nampak sangat bernafsu menikmatu gerakan-gerakan ini. Ya….nikmat sekali rasanya … Bunyi yang ditimbulkan oleh gerakan penisku yang mengobrak-abrik seisi liang kewanitaannya yang dipadu dengan denyut-denyut nikmat otot di memeknya menimbulkan gejolak dan nafsu yang membakar jiwa. Dan aku memang sengaja ingin menunjukkan segala daya dan kekuatan sexku. Aku ingin ibu mertuaku mengakui kejantananku, kebrutalanku … ya …. Aku ingin membuat kesan yang sangat mendalam pada diri wanita berjilbab ini. Setidaknya aku ingin membuatnya ketagihan bercinta denganku.

Entah berapa lama aku menggoyangnya dengan gerakan yang sedang2 saja, tiba2 kedua tangannya merangkul tubuhku untuk lebih merapat dengan dia. Aku pun melepaskan payudaranya dan juga akan merangkul tubuhnya. Kurasakan betapa halus dan empuk tubuhnya yg agak gemuk dan sexy itu ketika kudekap. kelunakan tubuhnya dan kehalusan kulitnya ditambah pertemuan dan gesekan antara kulit dadaku dgn kedua payudaranya membawa sensasi yg luar biasa bagi diriku. Irama gerakan pinggulku dan pinggulnya tetap stabil. Tiba2 ibu mertuaku mendesah dengan suara yg agak berbeda dan kedua matanya memejam rapat2. ahhk…ahhhh…Ia mempererat dekapannya dan mengangkat pinggulnya agar selangkangannya lebih rapat dengan selangkanganku. Setelah itu kedua kakinya mencoba mengkait kedua kakiku.

Nampak ibu mertuaku menggigit bibir bawahnya dengan desahan dan rintihan. Dia tak mampu menyembunyikan perasaan nikmat tiada tara ini. Dengan gerakan2 yang semakin cepat dan cepat, naik turun … naik turun … dengan sangat erotis sekali. Kepalanya oleng ke sana ke mari mengikuti geliatan tubuh dan mengimbangi gerakan maju mundur penisku ke dalam memeknya. jilbab putih itu kini sungguh sangat menawan bergetar-getar, berkibar-kibar, sungguh suatu pemandangan indah dan sensasional. Gerakan bibir dan raut mukanya menunjukan kelelahan tercampur dengan kenikmatan yg amat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Ia membuka matanya dan wajahnya ia dekatkan ke wajahku sambil bibirnya terbuka dan memperlihatkan isyarat utk minta aku cium.

"dengan nafasnya yang memburu..dia tetap tidak mau melepaskan dekapanya pada diriku.."ndi..makasih ya.."hanya itu yang sanggup dia katakan kepadaku..

Selajutnya..kami seperti suami istri..kami sering melakukannya ketika istriku tidak ada di rumah..bahkan sekarang aku sering membolos kuliah dan pekerjaanku demi melayani ibu mertuaku. Yah..sekarang istriku menjadi dua..baik anak maupun ibu mereka semua terlihat sangat membutuhkan ku..

ATIKA SI GADIS JILBAB

Sore itu aku baru pulang dari rumah temanku. Karena perjalanan pulang melewati kampusku, maka sekalian aku menyempatkan diri untuk mampir ke sana dengan tujuan melihat nilai UTS-ku dan mencatat jadwal SP (Semester Pendek). Kumasuki halaman kampus dan kuparkirkan sepeda motorku. Saat itu waktu telah menunjukkan jam 17.35, di tempat parkir pun hanya terlihat 3-4 kendaraan. Aku segera memasuki gedung fakultasku, di sana lorong-lorong sudah gelap hanya diterangi beberapa lampu downlight, sehingga suasananya remang-remang, terkadang timbul perasaan ngeri di gedung tua itu sepertinya hanya aku sendirian, bahkan suara, langkah kakiku menaiki tangga pun menggema. Akhirnya sampai juga aku di tingkat 4 dimana pengumuman hasil ujian dan jadwal SP dipasang.

Ketika aku sedang melihat hasil UTS-ku dari lantai bawah sekonyong-konyomg terdengar langkah pelan yang menuju ke sini. Sadar atau tidak kurasakan bulu kudukku berdiri dan membayangkan makhluk apa yang nantinya akan muncul. Ah konyol, kubuang pikiran itu jauh-jauh, hantu mana mungkin terdengar bunyi langkahnya. Suara langkah itu makin mendekat dan akhirnya kulihat sosoknya, oohh, ternyata lain dari yang kubayangkan, yang muncul ternyata seorang gadis cantik. Aku pun mengenalnya walaupun tidak kenal dekat, dia adalah mahasiswi yang pernah sekelas denganku dalam salah satu mata kuliah, namanya Atika, orangnya tinggi langsing, pahanya jenjang, teteknya pun membusung indah, kuperkirakan ukurannya 34B, dipercantik dengan wajahnya yang selalu berjilbab namun tetap modis dan wajah oval yang putih mulus. Dia juga termasuk salah satu bunga kampus di Universitasku yang mewajibkan mahasiswinya untuk berjilbab..

"Hai.. sore, mau lihat nilai ya?" tanyaku berbasa-basi.
"Iya, kamu juga ya?" jawabnya dengan tersenyum manis.
Aku lalu meneruskan mencatat jadwal SP, sementara dia sedang mencari-cari NRP dan melihat hasil ujiannya.
"Sori, boleh pinjam bolpoin dan kertas? gua mau catat jadwal nih," tanyanya.
"Ooo, boleh, boleh gua juga udah selesai kok," aku lalu memberikannya secarik kertas dan bolpoinku.
"Eh, omong-omong kamu kok baru datang sekarang malam-malam gini, nggak takut gedungnya udah gelap gini?" tanyaku.
"Iya, sekalian lewat aja kok, jadi mampir ke sini, kamu sendiri juga kok datang jam segini?"
"Sama nih, gua juga baru pulang dari teman dan lewat sini, jadi biar sekali jalanlah."

Kami pun mulai mengobrol, dan obrolan kami makin melebar dan semakin akrab. Hingga kini belum ada seorang pun yang terlihat di tempat kami sehingga mulai timbul pikiran kotorku terlebih lagi hanya ada sepasang pria dan wanita dalam tempat remang-remang. Aku mulai merasakan senjataku menggeliat dan mengeras. Kupandangi wajah cantiknya, wajah kami saling menatap dan tanpa sadar wajahku makin mendekati wajahnya. Ketika semakin dekat tiba-tiba wajahnya maju menyambutku sehingga bibir kami sekarang saling berpagutan. Tanganku pun mulai melingkari pinggangnya yang ramping. Sekarang mulutnya mulai membuka dan lidah kami saling beradu, rupanya dia cukup ahli juga dalam berciuman, nampaknya ini bukan pertama kalinya dia melakukannya. Wangi parfum dan desah nafasnya yang sudah tidak beraturan meningkatkan gairahku untuk berbuat lebih jauh, tanganku kini mulai turun meremas-remas pantatnya yang montok dan berisi, dia juga membalasnya dengan melepas kancing kemejaku satu persatu. Tiba-tiba aku sadar sedang di tempat yang salah, segera kulepas ciumanku.

"Jangan di sini, gua tau tempat aman, ayo ikut gua!"
Kuajak dia ke lantai 3, kami menelusuri koridor yang remang-remang itu menuju ke sebuah ruangan kosong bekas ruangan mahasiswa pecinta alam, sejak team pecinta alam pindah ke ruang lain yang lebih besar ruangan ini dikosongkan hanya untuk menyimpan peralatan bekas dan sering tidak dikunci. Kubuka pintu dan kutekan saklar di tembok, ruangan itu hampir tidak ada apa-apa, hanya sebuah meja dan kursi kayu jati yang sandarannya sudah bengkok, beberapa perkakas usang, dan sebuah matras bekas yang berlubang.

Segera setelah tombol kunci kutekan, kudekap tubuhnya yang sedang bersandar di tepi meja. Sambil berciuman tangan kami saling melucuti pakaian masing-masing. Setelah kulepas kemeja lengan panjangnya yang ketat dan branya, kulihat tubuh putih mulus dengan tetek kencang dan putingnya yang kemerahan. Saat itu dia sudah topless tinggal memakai celana panjang dan jilbab merah saja. Kuarahkan mulutku ke dada kanannya yang berada di balik jilbab sementara tanganku melepas kancing celananya lalu mulai menyusup ke balik celana itu. Kurasakan kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan sudah becek oleh cairan kenikmatan. Puting yang sudah menegang itu kusapu dengan permukaan kasar lidahku hingga dia menggelinjang-gelinjang disertai desahan. Dengan jari telunjuk dan jari manis kurenggangkan bibir memeknya dan jari tengahku kumainkan di bibir dan dalam lubang itu membuat desahannya bertambah hebat sambil menarik-narik rambutku.

Akhirnya dengan perlahan-lahan kuturunkan celana beserta celana dalamnya hingga lepas. Kubuka resleting celanaku lalu kuturunkan CD-ku sehingga menyembullah kontol yang dari tadi sudah mengeras itu. Tangannya turut membimbing kontolku memasuki lubang memeknya, setelah masuk sebagian kusentakkan badanku ke depan sehingga dia menjerit kecil. Aku mulai menggerakkan badanku maju mundur, semakin lama frekuensinya semakin cepat sehingga dia mengerang-erang keenakan, tanganku sibuk meremas-remas tetek montoknya, dan lidahku menjilati leher di balik jilbabnya. Aku terus mendesaknya dengan dorongan-dorongan badanku, hingga akhirnya aku merasakan tangannya yang melingkari leherku makin erat serta jepitan kedua pahanya mengencang. Saat itu gerakanku makin kupercepat, erangannya pun bertambah dahsyat sampai diakhiri dengan jeritan kecil, bersamaan dengan itu kurasakan pula cairan hangat menyelubungi kontolku dan spermaku mulai mengalir di dalam rahimnya. Kami menikmati klimaks pertama ini dengan saling berpelukan dan bercumbu mesra.

Tiba-tihba terdengar suara kunci dibuka dan gagang pintu diputar, pintu pun terbuka, ternyata yang masuk adalah Pak Toyip, kepala karyawan gedung ini yang juga memegang kunci ruangan, orangnya berumur 50-an keatas, rambutnya sudah agak beruban, namun badannya masih gagah. Kami kaget karena kehadirannya, aku segera menaikkan celanaku yang sudah merosot, Atika berlindung di belakang badanku untuk menutupi tubuh telanjangnya meskipun memakai jilbab.

"Wah, wah, wah saya pikir ada maling di sini, eh.. ternyata ada sepasang kekasih lagi berasik ria!" katanya sambil berkacak pinggang.
"Maaf Pak, kita memang salah, tolong Pak jangan bilang sama siapa-siapa tentang hal ini," kataku terbata-bata.
"Hmmm... baik saya pasti akan jaga rahasia ini kok, asal..."
"Asal apa Pak?" tanyaku.
Orang tua itu menutup pintu dan berjalan mendekati kami.
"sal saya boleh ikut merasakan si Mbak yang berjilbab tapi telanjang ini, he.. he... he...!" katanya sambil terus mendekati kami dengan senyum mengerikan.
"Jangan, Pak, jangan!"

Dengan wajah pucat Atika berjalan mundur sambil menutupi dada dengan jilbab dan kemaluannya dengan tangan kiri untuk menghindar, namun dia terdesak di sudut ruangan. Kesempatan itu segera dipakai Pak Toyip untuk mendekap tubuh Atika. Dia langsung memegangi kedua pergelangan tangan Atika dan mengangkatnya ke atas. "Ahh.. jangan gitu Pak, lepasin saya atau... eeemmmhhh...!" belum sempat Atika melanjutkan perkataannya, Pak Toyip sudah melumat bibirnya dengan ganas. Sekarang Atika sudah mulai berhenti meronta sehingga tangan Pak Toyip sudah mulai melepaskan pegangannya dan perlahan-lahan mulai turun ke tetek kanan Atika lalu meremas-remasnya dengan gemas. Entah mengapa daritadi aku hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa selain bengong menonton adegan panas itu, sangat kontras nampaknya Atika yang berparas cantik dan berjilbab merah itu sedang digerayangi oleh Pak Toyip yang tua dan bopengan itu, seperti beauty and the beast saja, dalam hati berkata, "Dasar bandot tua, sudah ganggu acara orang masih minta bagian pula."

Ciuman Pak Toyip pada bibir Atika kini mulai merambat turun ke lehernya yang masih tertutup jilbab, dijilatinya leher jenjang Atika kemudian dia mulai menciumi tetek Atika sambil tangannya mengobok-obok liang memek Atika. Diperlakukan seperti itu Atika sudah tidak bisa apa-apa lagi, hanya pasrah sambil mendesah-desah, "Pak... aaakhh.. jangan.. eeemmhh... sudah Pak!" Setelah puas "menyusu" Pak Toyip mulai menjelajahi tubuh bagian bawah Atika dengan jilatan dan ciumannya. Setelah mengambil posisi berjongkok Pak Toyip mengaitkan kaki kanan Atika di bahunya dan mengarahkan mulutnya untuk mencium memek yang sudah basah itu sambil sesekali menusukan jarinya. Sementara Pak Toyip mengerjai bagian bawah, aku melumat bibirnya dan meremas teteknya yang montok itu, putingnya yang sudah tegang itu kupencet dan kupuntir.

Masih tampak jelas warna kemerahan bekas gigitan dan sisa-sisa ludah pada tetek kirinya yang tadi menjadi bulan-bulanan Pak Toyip. Tak lama kemudian kurasakan dia mencengkram lenganku dengan keras dan nafasnya makin memburu, ciumannya pun makin dalam. Rupanya dia mencapai orgasme karena oral seks-nya Pak Toyip dan kulihat Pak Toyip juga sedang asyik menghisap cairan yang keluar dari memeknya sehingga membuat tubuh Atika menegang beberapa saat dan dari mulutnya terdengar erangan-erangan yang terhambat oleh ciumanku. Sekarang aku membuat posisi Atika menungging di matras yang kugelar di lantai. Kesetubuhi dia dari belakang, sambil meremas-remas pantat dan teteknya. Pak Toyip melepaskan pakaiannya hingga telanjang, kemudian dia berlutut di depan wajah Atika yang jilbabnya telah acak-acakan. Tanpa diperintah Atika segera meraih kontol yang besar dan hitam itu, mula-mula dijilatinya benda itu, dikulumnya buah pelir itu sejenak lalu dimasukkannya benda itu ke mulutnya. Pak Toyip mendengus dan merem melek kenikmatan oleh kuluman Atika, dia menjejalkan kontol itu hingga masuk seluruhnya ke mulut Atika.

Atika pun agak kewalahan diserang dari 2 arah seperti ini. Beberapa saat kemudian Pak Toyip mengeluarkan geraman panjang, dia menahan kepala Atika yang ingin mengeluarkan kontolnya dari mulutnya, sementara aku makin mempercepat goyanganku dari belakang. Tubuh Atika mulai bergetar hebat karena sodokan-sodokanku dan juga karena Pak Toyip yang sudah klimaks menahan kepalanya dan menyeburkan spermanya di dalam mulut Atika, sangat banyak sperma Pak Toyip yang tercurah sampai cairan putih itu meluap keluar membasahi bibirnya, jeritan klimaks Atika tersumbat oleh kontol Pak Toyip yang cukup besar sehingga dari mulutnya hanya terdengar, "Emmpphh.. mmm.. hmmpphh..." tangannya menggapai-gapai, dan matanya terbeliak-beliak nikmat.

Kemudian Pak Toyip melepas kontolnya dari mulut Atika, lalu dia berbaring telentang dan menyuruh Atika memasukkan kontol yang berdiri kokoh itu ke dalam memeknya. Sesuai perintah Pak Toyip, Atika sambil membneahi jilbabnya yang hampir lepas menduduki dan memasukkan kontol Pak Toyip, ekspresi kesakitan nampak pada wajahnya karena kontol Pak Toyip yang besar tidak mudah memasuki liang memeknya yang masih sempit, Pak Toyip meremas-remas susu Atika yang sedang bergoyang di atas kontolnya itu. Aku lalu memintanya untuk membersihkan barangku yang sudah belepotan sperma dan cairan kemaluannya, ketika kontolku sedang dijilati dan dikulum olehnya, kutarik erat-erat ujung jilbabnya "Wah cantik banget si Mbak ini sudah berjilbab tapi binal, mana memeknya masih sempit lagi, benar-benar beruntung saya malam ini," kata Pak Toyip memuji Atika. "Dasar muka nanas, kalo dia pacar gua udah gua hajar lo dari tadi!" gerutuku dalam hati.

Setelah kontolku dibersihkan Atika, kuatur posisinya tengkurap di atas Pak Toyip, dan kumasukkan kontolku ke duburnya, sungguh sempit liang anusnya itu hingga dia menjerit histeris ketika aku berhasil menancapkan kontolku di sana. Kami bertiga lalu mengatur gerakan agar dapat serasi antara kontol Pak Toyip di memeknya dan kontolku di anusnya. Aku menghujam-hujamkan kontolku dengan ganas sambil meremas-remas tetek dan pantatnya juga sesekali kujilati lehernya. Sementara Pak Toyip juga aktif memainkan tetek yang hanya beberapa sentimeter dari wajahnya itu. Tak lama kemudian Atika menjerit keras, "Akkhh...!" tubuhnya menegang dan tersentak-sentak lalu terkulai lemah menelungkup, begitu tubuhnya rebah langsung disambut Pak Toyip dengan kuluman di bibirnya. Aku dan Pak Toyip melepas kontol kami dan berdiri di depan Atika secara bergantian dia mengulum dan mengocok kontol kami hingga sperma kami muncrat membasahi wajahnya dan jilbab merahnya itu.

Tubuh kami bertiga sudah bersimbah keringat dan benar-benar lelah, terutama Atika, dia nampak sangat kelelahan setelah melayani 2 lelaki sekaligus. Sesudah beristirahat sejenak, kami berpakaian kembali. Kami membuat kesepakatan dengan Pak Toyip untuk saling menjaga rahasia ini, Pak Toyip pun menyetujuinya dengan syarat Atika mau melayaninya sekali lagi kapanpun bila dipanggil, meskipun mulanya dia agak ragu-ragu akhirnya disetujuinya juga. Kami yakin dia tidak berani kelewatan karena dia sebagai gadis berjilbab juga tidak ingin hal ini diketahui keluarganya. Sejak itu kami semakin akrab dan sering melakukakan perbuatan itu lagi meskipun tidak sampai pacaran, karena kami sudah punya pacar masing-masing.

SKANDAL MAHASISWI KEDOKTERAN

Namaku Arif, aku bekerja di sebuah kantor BUMN. Aku sudah menikah selama 3 tahun dengan istriku. Walau kami belum dikaruniai anak, kami sangat bahagia karena istriku adalah orang yang pandai sekali menyenagkan suami. Sepertinya tidak ada habisnya sensasi, gaya, dan teknik yang istriku peragakan setiap kami bergumul di ranjang. Aku 7 tahun lebih tua dari istriku yang kini berusia 28 tahun.

Beberapa waktu lalu, rumah kami semakin berwarna ketika adik bungsu istriku yang kuliah kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri tengah menjalankan Koass di salah satu Rumah Sakit negeri yang kebetulan berada dekat dengan rumah kami. Umurnya masih sangat muda sekitar 22 tahun, dia termasuk mahasiswi yang cerdas karena dapat menuntaskan studi tepat pada waktunya.

Jika dilihat dari wajahnya, dia lebih cantik dari istriku, ditambah wajahnya yang teduh dan keibuan. Walaupun tubuhnya aku taksir tidak sebagus tubuh istriku tapi masih diatas rata-rata wanita pada umumnya. Perbedaan lainnya, jka istriku senang berpakaian seksi dan menarik lawan jeNurnya, apalagi ditunjang dengan tubuh yang sangat aduhai. Adik dari istriku ini malah sebaliknya, dia menutupi kecantikannya dengan pakaian yang sangat longgar dan jilbab yang lebar. DItambah manset dan kaus kaki sehingga aku hanya bisa melihat wajahnya yang putih bersih dan telapak tangannya. Bahkan setiap aku ada di rumah dia tidak melepaskan jilbab dan kaoskakinya walau barang sebentar. Naman gadis cantik itu adalah Nurul.

Kami lalui hari dengan wajar, aku bisa berangkat terlebih dahulu dengan mengantarkan istriku ke kantornya. Sedangkan Nurul terbiasa berangkat terakhir karena letak Rumah Sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah kami. Walau dalam hati aku menyimpan ketertarikan pada Nurul. Aku semakin bergairah ketika melihat tingkahnya yang sopan, murah senyum, dan lenggok pinggulnya ketika berjalan walau aku yakin bukan maksud dia untuk melakukan itu. Inner beauty yang terpancar ditambah bakat kecantikan den kemolekan tubuhnya selalu ia jaga dengan baik. Katanya hanya untuk suaminya saja, bahkan dia tidak mau pacaran walau saya yakin pasti banyak laki-laki yang menginginkannya. Jilbabnya yang lebar itu tidak dapat menutupi lekukan dadanya yang membusung. Jika istriku berukuran 38 B aku taksir besar tetek adik istriku itu sekitar 36 B. Tingginya yang semampai hampir mencapai 165 cm ditunjang tubuh yang tidak kurus juga tidak gemuk membuat mata laki-laki manapun pasti akan terkesima. Apalagi jika dirumah aku sering melihatnya hanya menggunakan daster saja walau wajah dan kakinya tidak dapat aku lihat, tapi aku dapat membayangkan bagaimana tubuhnya.

Terkadang ketika aku bergumul dengan istriku aku membayangkan sedang melakukan dengan Nurul, sikapnya yang tertutup pada laki-laki dan selalu menutup tubuhnya semakin membuatku penasaran. Hanya saja aku masih menghargainya sebagai adik dari istriku, dan sikapnya yang menjaga diri. Gayanya dan sikapnya yang renyah membuat siapapun jadi tidak sungkan untuk mengenalnya lebih dekat denganna walau ia tetap menjaga jarak.

Suatu hari, sepulang kantor aku membuka DVD Blue Film yang baru aku pinjam dari teman kantorku, Blue Film yang aku tonton degan menggunakan komputer cukup bagus dimana Film tersebut tidak terlalu vulgar dan seronok yang membuat orang jijik. Itu membangkitkan gairahku, kudekati istriku yang sedang menonton tivi di ruang tengah, aku mulai mencumbunya dan dia pun membalas cumbuanku, tiba-tiba ku dengar pindu depan terbuka, pasti Nurul gumamku. "Tumben jam 9 baru datang Nur?" Tanya istriku, "Iya mbak, tadi praktik bedah dulu. O ya mas, boleh kan aku pakai ruang kerjanya, aku mau buat laporan" lanjut Nurul. "Silahkan aja, pakai sebabasnya dan jangan canggung disini" ujarku sambil menahan birahi yang baru saja naik. "Terima kasih ya mas" ucapnya. Setelah Nurul masuk kamar kamipun segera melanjutkan kegiatan kami dan pindah ke dalam kamar kami. Pergumulanpun semain seru karena istriku mulai mengeluarkan jurus-jurus barunya. Tapi tidak perlu ku ceritakan karena bukan ini inti cerita yang akan aku ceritakan. Setelah kami puas kamipun tertidur.

Aku terbangun sekitar pukul 1 dini hari, kulihat istriku masih terlelap kelelahan tanpa sehelai benangpun disebelahku. Aku keluar kamar untuk mengambil air minum dan memeriksa kondisi rumah. Kulihat sekilas Nurul masih di ruang kerjaku dan masih di depan komputer, setelah kupastikan semua pintu terkunci dan aku mengambil segelas air. Aku mulai perhatikan Nurul yang tampaknya tidak mengetahui keberadaanku. Aku puji kecantikanya dalam hati. matanya yang lentik, bibirnya yang tipis dan menawan. Namun...tiba-tiba aku melihat sesuatu yang ganjil. Mata Nurul masih memandangi layar komputer saat itu, tapi tangannya mulai menyusup dibalik jilbabnya. Dari pergerakan tangan yang tertutup jilbabnya itu aku tahu apa yang dia lakukan. Dia meremas-remas teteknya sendiri, ku lihat matanya setengah terpejam bibirnya terbuka. mungkin dia sedang merasakan sensasi yang baru dia rasakan. "mhh..uuhhhmmm...aaahhh...." ku dengar desahan samar dari mulutnya, aku segera bergegas ke kamar untuk mengambil Handhone ku dan segera merekam kejadian langka ini. Tangan kanan Nurul masih terus meraba teteknya, kini rabaannya kian keras dan bersemangat dan tidak hanya itu aku lihat sepintas tangannya melepas kancing daster bagian atasnya, dan aku yakin dia memasukkan tangannya ke dalam teteknya. Kejadian itu terus aku rekam. Sesekali Nurul melengguh "uuhh...aahhh...mhh.....oohh..." matanya terus terpejam, bibir bawahnya dia gigit, terkadang kepalanya tergeleng ke kanan dan ke kiri. Ternyata tidak selesai disitu, tangan kirinya mulai menuju ke selangkangannya, dia meraba memeknya sendiri dari luar dasternya. ku lihat jari tengahnya terus menggosok bagian tengah memeknya, aku zoom kamera HPku, dan melihat secara close up apa yang sedang dia lakukan. Nurul mulai menarik dasternya ke atas, walau masih menggunkan kaus kaki mulai terlihat betis atasnya yang sangat putih, sedikit-demi sedikit daster tersebut tertarik ke atas oleh tangan kiri Nurul. Pahanya yang putih mulus mulai tersingkap, kontolku mulai tegang melihat pemandangan iu. Sampai akhirnya tangannya berhenti ketika daster mulai sampai di bagian perutnya. Dan terpampanglah celana dalam Nurul yang berwarna putih. Tangan kiri Nurul terus bergerak masuk ke dalam celana dalamnya. Ku lihat tangannya terus bergerak-gerak diantara selangkangannya. Desahannya semakin menjadi, rangsangan yang sungguh hebat membuat dia tidak merasakan keberadaanku. "Auuuuww...oohh....ahhh....eehhhmmm...yyaaahhh " racaunya. Sungguh pemandangan yang belum pernah aku lihat seorang wanita berjilbab yang tengah bermasturbasi tanpa melepaskan jilbabnya. Dulu saat kuliah aku pernah mengintip anak ibu kosku yang melakukan itu, tapi itu kurang menantang karena anak ibu kos ku itu sering mengumbar auratnya dan punya affair dengan salah satu teman kosku. Tapi ini pemandangan yang berbeda dan sungguh luar biasa.

Gerakan tangan kiri Nurul di memeknya semakin cepat, dan remasan tangan kanan di teteknya semakin kuat. Ingin rasanya aku membantunya, tapi masih sibuk merekam dengan kamera handphoneku. Sesaat kemudian aku lihat dia mulai menghentikan aktifitasnya, nafasnya naik turun teratur, matanya masih terpejam, tapi aku tidak tahu apakah dia telah mencapai puncak kenikamatan atau belum karena aku tidak mendengar jeritan yang biasanya menjadi ciri wanita saat orgasme. Sebelum dia sadar aku segera bergegas menuju kamarku, dan mulai mereview kembali dari HPku apa yang baru aku saksikan tadi. Tanpa sadar aku melakukannya sambil beronani, sampai orgasme beberapa kali. Aku baru menyadari DVD Blue Film yang baru aku pinjam tadi, ternyata masih tertinggal dalam komputerku, aku yakin tadi tanpa atau dengan sengaja dia melihatnya. Aku yakin karena dalam DVD itu ada adegan wanita yang melakukan masturbasi, mungkin dia mengikutinya.

Keesokan paginya, semua sepertinya biasa dan nampak wajar, istriku masih sibuk berdandan, maklum dandannya bisa sampai 2 jam sendiri. Aku memulai sarapan tanpa menunggu istriku, kemudian ku lihat Nurul sudah rapih dan keluar dari kamarnya. Dia sangat cantik dengan dandanannya yang sederhana, hanya berbalut bedak tipis dan lip glose seperlunya. Tapi ini adalah pemandangan fantastis, wanita yang apa adanya aku lihat menjadi jauh lebih cantik dibandngkan yang ber-make up. Jilbab warna pink dipadu kemeja putih dan rok panjang warna senada dengan jilbabnya membuat dia semakin cantik. Diapun tanpa merasakan apapun memulai sarapan paginya. Aku membuka obrolan pagi itu "Gimana Nur? laporannya selesai semalam?", "Sudah selesai mas, terima kasih ya ruangan dan komputernya" katanya tenang. "Ngerjain laporan atau ngerjain yang lainnya?" sindirku, Nurul langsung terdiam dan menghentikan kegiatannya yang sedang mengambil nasi dari rice cooker. Wajah putihnya mulai bersemu merah, mungkin dia mulai menyadari aku melihat apa yang dilakukannya. "Tenang saja, kita kan sama-sama dewasa, tahu sama tahu lah dan aku pun tidak akan ceritakan ini ke kakakmu" ujarku sambil ku perlihatkan hasil rekaman di HPku. Wajah Nurul semakin tegang, keringat mulai membasahi wajahnya, tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, aku tahu dia sedang bingung, malu, dan mungkin takut juga. "Mungkin lain kali kalu mau jangan sendiri, aku siap membantu kamu sampai kamu puas" Bisikku. Tanpa menjawab dia langsung beranjak dari kursinya dan menyambar tasnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun, yang aku tahu matanya yang berbicara, matanya nampak mulai penuh dibasahi air mata yang hendak meloncat keluar.

Malamnya, aku berlaku seperti biasa seperti tidak terjadi apapun. Sedangkan Nurul seperti agak sungkan dan kaku setiap bertemu denganku. "Pah, tidur yuk, mamah dah ngantuk banget nich", "Ya sudah tidur aja dulu, nanti papah menyusul". Setelah kulihat istriku sudah tertidur lelap, aku beranikan diri mendekati kamar Nurul, yang nampaknya masih menyala terang, sepertinya dia masih belajar. Tok...tok...tok... aku mengetuk pintu kamarnya. "Siapa?" sahutnya dari dalam, saat dia buka pintu kamarnya, aku segera mendorong pintu itu sehingga Nurul agak tersungkur kebelakang. Aku kunci dari dalam pintu kamarnya, "Mass....mas mau apa? keluar dari kamarku", "Kamarmu? apa kamu lupa kamu tinggal dimana?" sahutku agak tinggi, dia terdiam. "Kamu mau videomu tersebar kemana-mana? bahkan wajahmu close up di video itu, semua orang akan melihat apa yang kamu lakukan", "A...apa mau mas?" ucapnya terbata. "Aku hanya mau kamu memuaskanku malam ini...", "Ja...jangan mas, aku masih perawan, aku lakukan apa saja asal bukan melakukan itu", "Buka!" perintahku ketika kontolku tepat berada di hadapan wajahnya. Dia mulai membuka celana pendek yang aku kenakan sampai ke lutut, Nurul agak terperangah meihat kontolku yang mulai tegang dan begitu menonjol seakan celana dalamku tidak sanggup memuatnya.

Dengan bergetar tangannya menurunkan celana dalamku dan kemudian menurunkannya hingga ke lutut. Tampak kini dihadapannya kontolku yang telah tegak mengacung bagaikan sebuah tombak yang siap dihujamkan. Tampak ragu dia meraih kontolku dengan sambil menundukkan kepalanya. Akupun meraih tangannya yang halus, dan menyentuhkannya ke kontolku, rasanya sangat nyaman, dimana kulit lembutnya menyentuh kontolku yang sudah mengeras, kokoh, otot-otot yang keluar menambah kesan sangar. Wajahnya tertunduk dan mulai tersedu, tapi aku tak menghiraukan, aku maju mundurkan tangannya, sampai beberapa saat aku tak perlu menuntunna karena tangannya sudah faham apa yang harus dilakukannya. Nurul pun mulai berani menaikkan wajahnya dan menatap kontolku. Tak berapa saat aku merasakan sesuatu yang ingin melesak dari dalam tubuhku, sampai akhirnya..."aahh....."aku melengguh disertai keluarnya sperma dari kontolku. "aaaauuwww...." Nurul tersentak kaget ketika spermaku keluar. Karena dia berada tepat didepan kontolku, muncratan spermaku mengenai wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya dan sebagian lagi ke jilbabnya. Aku tersenyum puas lalu ku tinggalkan Nurul yang masih terpaku.

Esoknya aku melakukan hal yang sama. kali ini, aku tidak perlu membentak dan memerintahkan, Nurul sudah mengetahui apa yang harus dia lakukan. Walau agak ragu, dia mulai berani menurunkan celanaku sendiri, sampai celana dalamku, dan memulai belaian lembut pada kontolku. dia tidak malu dan canggung seperti kemarin walu masih nampak wajah takut dan terpaksa melakukan itu. Aku memegang tangan kanannya, sambil membiarkan tangan kirinya tetap menggenggam kontolku yang hampir tak tergenggam tangan mungilnya karena diameternya yang hampir mencapai 7 cm. AKu renggangkan telapak tangannya dan aku tuntun melakukan gerakan mengusap pada ujung kontolku, telapak tangannya mengusap dengan melakukan gerakan memutar di ujung kontolku seperti yang sering istriku lakukan. Hal ini memberiku sensasi yang lebih, apalagi yang melakukan adalah seorang wanita yang polos tentang seks, alim dan selalu berjilbab, menjaga dirinya dan menutupi tubuhnya. suatu sensasi yang sangat luar biasa. Aku kembali mencapai puncak dan memuntahkannya diwajahnya. Kegiatan itu sering kami lakukan tanpa sepengetahuan istriku sampai beberapa waktu lamanya.

Pagi ini aku baru sampai dari kantor karena mendapat giliran piket, karena itu siang ini aku mendapat libur. Sampai di rumah suasana wajar setiap pagi seperti yang telah menjadi rutinitas. Istriku sudah siap berangkat ke kantor, dan taksipun telah menunggunya diluar. "Pah aku berangkat dulu ya.." sambil menciumku, tubuhnya indah dibalut blazer ketat dan rok yang sangat pendek, ahh...itu pemandangan biasa. "Mah...sekalian kunci ya pintunya" ujarku, "Nanti saja, Nurul belum berangkat, biar dia saja yang kunci pintu..." ujarnya sambil berlalu. "Hah..Nurul masih di rumah..padahal biasanya dia sudahberangkat pagi-pagi sekali" bisikku. "Kreeekkk...blak" kulihat intu kamar yang dibuka dan kemudian di tutup, ku lihat Nurul mengenakan jilbab warna puti sampai dibawah sikunya, gamis pink warna kesukaannya dan rok puti...manset dan kaos kaki putih pun sudha menghiasi lengan dan kakinya. Dia terperanjt melihatku sudah di dalam, dia langsung menundukkan wajahnya dan bergegas menuju pintu. "Nggak makan dulu Nur?" sahutku memecah keheningan,"Ngga mas..di RS aja, ngga enak sudah telat..." sambil terus menundukan wajahnya dan berlalu. "Eii...ttt...mau kemana?santai dulu di sini", "Jangan mas...aku udah telat ke RS, nanti residentku marah" sahutnya ketakutan, "Apa peduliku...!", langsung muncul niat di pikiranku, "Kamu mau video itu tersebar? kamu ingat? kamu tingga di rumah siapa? akan tinggal makan, tidur tinggal tidur...", wajahnya semakin memerah sangat jelas karena kulitnya yang putih tidak dapat menutupinya. "Kamu juga harus punya pengorbanan..." lalu aku duduk di sofa depan TV yang biasa kami gunakan untuk menonton, aku masih berkemeja lengkap. "sini...duduk didepanku", dia langsung memahami perintahku, wajahnya masih tertunduk, dan sama sekali tidak melihatku. Tanpa di suruh dia langsung membuka ikat pinggangku, lalu celanaku dan menurunkannya sampai ke mata kaki. Ahh...pemandangan yang sangat tidak ingin aku lewatkan, berdua dengan wanita cantik di rumah, dan yang paling penting, kami tidak melakukannya sembunyi-sembunyi di kamar, tapi di ruang tengah yang sangat luas, aku semakin terobsesi. Tanpa di suruh, Nurul langsung mulai menggerak-gerakkan tangannya mengocok batang kontolku yang mulai tegak. berapa saat kemudia, "berhenti...aku sudah bosan dengan cara itu, ganti dengan cara lain!!", "Cara gimana mas...aku ngga ngerti" ambil terus tertunduk pasrah. "dengan mulut kamu....sekarang", aku lihat tubuhnya merespon dengan sangat terkejut perintahku, hal yang tidak pernah sama sekali dia bayangkan. "semakin lama kamu melakukannya...semakin terlambat sampai RS..."bentakku. Nurul pun mulai menuruti perintahku, didekatkan bibirnya yang mungil itu ke kontolku, ketika bibirnya yang lembut, hangat dan basah oleh lipglose itu menempel ujung kontolku, aku merasakan sensasi yang luar biasa. Cara menciumnya pun sangat aneh, karena dia tidak pernah melakukannya sama sekali, tapi aku biarkan karena di situ seninya, melihat wanita alim yang masih polos melakukan oral sex. Aku tertawa dalam hati, dan menikmati apa yang ada di hadapanku. Mungkin sudah insting, ciumannya mulai mengitari seluruh kontolku, bahkan sesekali dia basahi dengan lidahnya. Dia melakukannya dengan mata yang selalu terpejam, kuberanikan memegang punggungnya, aku rasakan detak jantungnya berdebar sangat keras hingga ke punggung.

"ahh...nikmati sekali Nurul sayang....terus sayang...kulum semuanya...seperti kamu mengulum permen lolipop ketika kamu kecil dulu" ujarku sambil mulai berani mengusap dan membelai jilbabnya. Dengan ragu Nurul memasukkan kontolku ke rongga mulutnya, aku tidak tinggal diam aku segera mendorong kepalanya semakin masuk, sehingga dia tahu apa yang harus dia lakukan....Tangaku mulai berani menyusup ke balik jilbabnya, dan menemukan sebuah gundukan yang sangatlembut terbalut bra, "mhh...cuma 34B tapi lembut dan indah sekali" desisku. Nurul terperangah, dan langsung tangannya memagang tanganku dan menjauhkannya dari dadanya. "Diam!!!" bentakku. Dia terdiam, dan matanya mulai meneteskan air mata. Lalu tangan kananku memegang bagian belakang kepalanya dan memaju mundurkan kepalanya, sehingga bibirnya yang lembut beradu dengan lapisan kulit kontolku, aku merasakan sensasi yng sangat luar biasa dan tidak pernah aku dapatkan. tangan kiriku kembali bergerilya di teteknya, kali ini tidak ada perlawanan, bahkan ketika aku mulai meremas teteknya yang lembut. Aku merasakan putingnya semakin mengeras, tanda dia mulai terangsang dan menikmatinya. Sampai beberapa saat akhirnya "aaahh...aauuww..." Aku mengejang, dan seketika muncullah sperma hangat dari ujung kemaluanku. Nurul kaget bukan kepalang, dia berusaha mengeluarkan kontolku dari mulutnya, tapi itu sia-sia karena tangan kananku menahannya. Akhirnya spermaku muntah di rongga mulutnya.....dia hanya bisa tergugu dan diam dengan mulut yang masih mengemut kontolku. ketika ku cabut, spermaku meleleh dari bibirnya yang manis, dan diapun memuntahkannya...ahhh...indah sekali. dia langsung berlari ke wastafel untuk memntuahkan apa yang baru ditelannya. dia meludah terus menerus, sambil terus senggukan menahan tangis. Lalu dia pun masuk ke kamar. aku masih menikmati ejakulasi terindah yang pernah aku rasakan, sambil tetap duduk di sofa tengah.

Tak berapa lama, Nurul keluar dari kamarnya, dengan jilbab dan gamis yang baru, mungkin karena kusut dan terkena cipratan spermaku. Walaupun tetap dengan wajah menunduk, tai dia mulai berusaha bersikap biasa, dan berani mencairan suasana. "Mas...aku berankat dulu", "Iya...hati-hati ya...rahasiamu aman denganku". Malam harinya aku bergumul hebat dengan istriku hingga aku terlelap. Sebenarnya aku ingin sekali segera memiliki buah hati, tapi itu belum terjadi, ya sekarang sih aku puas-puasin dulu dengan istri. Saking terlelapnya aku tidak tahu kapan Nurul datang. Jam 2 dini hari aku terbangun lagi, dan seperti biasanya aku mengambil minum di kulkas. Ku lihat kamar Nurul masih terang, "mhh...rajin sekali belajarnya", lalu ku ketuk pintu kamarnya, libidoku pun mulai naik lagi. "Nur...buka pintunya" ujarku. "I...iya mas...", agak lama dia membuka pintunya karena biasanya dia mengenakan jilbabnya dulu sebelum menemuiku. "belum tidur ya?", "Belum mas, masih ada tugas...mhh...boleh aku pinjam lagi komputernya mas?", "Tentu saja boleh...tapikamutahu syaratnya bukan?", dia terdiam...mungkin bingung, dia tahu arah pertanyaanku, tapi dia tidak ingin melakukannya. Mungkin tidak ada pilihan lagi, seketika dia segera menjalankan tugasnya, anehnya kali ini dia sangat buas mengulum kontolku, dia seperti sudah lihai dengan tugasnya, "ah...mungkin dia mencontoh dari DVD BF yang dulu dia tonton di komputerku", "mulutnya terus membasahi kontolku, terus melakukan gerakan mengurut dan merangsang agar kontolku segera mengeluarkan lahar putihnya. Pemandangan yang luar biasa, dengan daster yang lebar dan mengenakan jilbab kaos putih ang sangat lebar. Dan dia pun hanya diam ketika dua tanganky menyelinap dibalik jilbabnya dan mulai meremas teteknya. Aku perhatikan mukanya mulai memerah, kadang nafasnya tertahan dan mulai memburu. DIa tarangsang...aku yakin sekali, dia juga manusia yang punya hasrat. Sesaat kemdian kontolku mulai bergetar dan segera melesakkan lahar putihnya, Nurul kaget dan spontan mengeluarkan kontolku dari mulutnya, aku tidka dapat menahannya karena tanganku sedang sibuk meremas teteknya. Seketika spermaku menyembur di wajahnya, mengenai matanya, bibirnya, dan pipinya yang merona merah. "Ahhh...." aku kaget mendengar kata itu keluar dari bibirnya. "bersihkan!" serta merta bibir dan lidahnya membersihkan sperma yang masih menempel di kontolku.

Akhirnya, kegiatan ini sering saya lakukan, walaupun tetap aku paksa, namun dia sudah tidak canggung untuk melakukannya. Bahkan, dia semakin lihai agar membuatku segera ejakulasi. Mungkin itu dia dapatkan dari pelajaran di kuliahnya, dia tahu titik rangsang yang paling sensitif.

EVA SI GADIS ALIM

Ini kisahku yang lain dengan adik kelasku yang lain. Namanya Eva Devi. Saat itu ia kelas tiga. Pertama kali aku bertemu dengannya, aku sudah tertarik dengan wajah manisnya yang mengenakan kacamata dan jilbab; tapi aku tidak terlalu memperhatikannya karena aku sudah pernah merasakan persetubuhan dengan gadis lain yang jauh lebih cantik. Memang aku ini obsesif terhadap jilbaber, mungkin karena aku selalu melihat siswi-siswi berjilbab selama masa SMA-ku.
Wajah manis Eva manis yang menggodaku selama ini akhirnya bisa kunikmati juga. Dengan "bantuan"dari teman seangkatannya yang untuk lebih amannya kita sebut saja Andria. Kusebut "bantuan'"(dengan tanda petik), karena sebenarnya ia juga kuancam bahwa jika ia menolak membantuku, aku akan menyebarkan foto-foto seksinya yang ku-bluetooh dari HP-nya ketika kupinjam HP-nya. Kuminta ia untuk membantuku serta mengkhianati dan menjebak beberapa teman satu angkatannya. Akhirnya Andria pun bersedia untuk membantuku.
Akhirnya jebakan yang kupasang mulai mengena ketika suatu ketika kulihat Andria yang masih berseragam lengkap termasuk jilbab lebarnya, mengajak Eva yang juga masih berjilbab ke lantai atas yang sepi. Aku pun bersembunyi dan saat Andria mulai menciumi bibir Eva, aku pun mulai merekam adegan itu. Saat tangan Andria mengelus leher Eva yang masih berjilbab, Eva yang menyadari bahayanya semakin gelisah dan mencoba untuk menyadarkan Andria. Kulihat dari tempat persembunyianku, Andria mulai memeluk dan menggerayangi punggung Eva. Kulihat juga bahwa Andria semakin bernafsu dan mulai meraba-raba tetek Eva. "Mmmmhhh... sudah dong Ndri" kudengar suara Eva mencoba menyadarkan Andria. "Ah, Eva, nih. Ga' ada siapa-siapa juga" kudengar sanggahan Andria.
Melihat Eva sepertinya hendak mencoba kabur dari Andria, akupun keluar dari persembunyianku. Eva yang terkejut karena melihatku membawa HP Nokia N73-ku pun berhenti. "Lho, Kakak ngapain di sini?" tanyanya kaget. Melihatku yang memegang N73 yang tutup kameranya terbuka, ia pun segera mengerti. "Kakak mau aku bayar berapa?" tanyanya panik. Dengan tenang kujawab, "Kakak, sih gak butuh uang kamu. Simpen aja, deh. Kakak maunya perawan kamu" jawabku dingin. Jawabanku tentunya membuat Eva terkejut. Kulihat Andria pun tak kalah terkejutnya mengingat aku hanya memintanya untuk berciuman dengan Eva. "Bajingan" bentak Eva yang mulai marah seakan hendak menabrakku. Kujawab dengan dingin, "Eh, daripada marah ke Kakak, mending marah ke dia aja�"sambil menunjuk Andria, "Kan dia juga ikutan rencana ini". "Hah jadi kamu juga, Ndri?" tanyanya. "Sori, Va. Habis aku juga diancem ama dia" jawab Andria pasrah. Sambil menatapku Andria berkata, "Pliz, Kak. Biar aku aja. Pliz, jangan libatin Eva". "Gak mau. Kan kamu udah janji biar duduk manis" jawabku melecehkan.
Kusuruh Eva duduk di tumpukan matras dekat situ. Sambil berusaha menahan perasaannya, Eva pun mematuhi arahanku. Kudorong tubuhnya agar berbaring sedangkan kakinya menjuntai ke lantai, lalu kusuruh Andria melakukan blowjob untukku. Eva yang terkejut dengan keadaan Andria hanya bisa terperangah melihat teman seangkatannya itu mengoralku. Kubuka bajuku, lalu kuelus�elus dan kuciumi bibir Eva. Kurasakan nikmat yang luar biasa saat mengerjai dua orang gadis berjilbab ini. Kubuka kancing-kancing kemeja batik Eva, lalu kuminta ia agar membuka kancing dan menurunkan reluiting rok panjang putihnya. Saat ia menurunkan rok panjangnya �Gilaaa� pikirku kagum. Kulihat sepasang paha putih mulus yang memakai celana dalam krem tipis berenda. Kulumat bibirnya dan kuremas-remas teteknya yang masih terbungkus BH berwarna krem, lalu kulepas BH-nya. Terlihatlah sepasang tetek 30A yang sangat indah; yang pantas dimiliki oleh pemilik tubuh itu. Sengaja tidak kulepas jilbabnya karena menurutku akan lebih menggairahkan apabila ia disetubuhi dengan jilbab masih terpasang.
Kembali kuraba, kuremas, kuciumi, kucupangi dan bahkan kuhisap sepasang tetek berukuran 30A milik Eva. "Aaaaah... jangan, Kak" ujanya lirih. Tentunya ia tak mau mengerang lebih keras lagi. Masih untung jika yang datang adalah salah seorang dari guru-gurunya dimana ia bisa minta perlindungan. Kalau misalnya yang datang itu pesuruh pria, habislah dia karena bisa-bisa dia digilir oleh para pesuruh pria di sekolah ini yang jumlahnya kuhitung tidak kurang dari sepuluh orang.
Ketika kuraba pangkal pahanya, kurasakan bahwa memeknya mulai basah. Kulepas celana dalamnya, kemudian kukorek-korek liang nikmatnya dengan jari telunjukku sampai cairan memeknya mulai mengucur dengan derasnya. "Ooooogh..." desahnya ketika sampai ke puncak orgasmenya akibat jariku.
Kutarik tangannya agar berdiri dan kusuruh dia membungkuk dengan bertumpu pada sepasang lutut dan telapak tangannya. Kuhentikan blowjob yang kusuruh Andria agar melakukannya, lalu kuselusupkan kontolku yang sudah menegang lewat belakang pangkal paha Eva. Kurasakan dan kulihat badan Eva gemetar ketika kurasakan bahwa ujung kontolku menyentuh bibir memeknya. Kudorong kontolku agar memasuki liang senggamanya sedikit demi sedikit. Kusadari bahwa gadis ini masih perawan. "Aargh..." erangnya ketika kontolku memasuki kemaluannya. Begitu kepala kontolku telah masuk sepenuhnya dalam lubang memeknya, langsung kudorong kontolku dengan kecepatan penuh hingga mentok menyentuh rahimnya. "AAAAAHHHH" jerit Eva sambil mendongakkan kepalanya yang masih berjilbab itu. Kuyakin sakit sekali rasanya baru pertama kali sudah digenjot sekencang itu. Aku pun mendesah nikmat karena kontolku terjepit erat. "Kakak nggak nyangka, lho kalo kamu masih perawan. Temen kamu si Andria aja udah jebol duluan. Hehehe..." ejekku yang kuyakin membuat telinga Eva dan Andria panas. Setelah semenit kudiamkan kontolku, langsung kutarik kontolku dengan cepatsampai hanya kepalanya saja yang tinggal dalam memeknya. Kutahu perlakuanku ini akan membuatnya merintih kesakitan. Setelah itu langsung kusentak ke dalam hingga ujung kontolku menyentuh rahimnya. Slackk!! Scrrct!!, terdengar bunyi kontolku yang menggesek dinding memeknya. "AAAAAAWWWGH" jerit Eva keras sekali sampai�sampai ia kembali mendongakkan kepalanya yang masih berjilbab itu lagi. Kuulangi hingga lima sampai sepuluh kali seperti itu. Kuyakin bahwa dinding memeknya pasti bakal lecet total karena lendirnya takkan sempat melumasi seluruh kontolku. "AAAWWGH, AWWGH, AAAAWWGH" jerit Eva seolah anusnya yang kujebol karena gesekan keras antara kontolku dengan dinding liang senggamanya yang masih rapat dan masih belum banyak lendirnya. Sekilas kulirik wajah Andria yang shock melihat caraku memperkosa Eva. Kuraih dan kuremas-remas kencang tetek 30A yang indah milik Eva yang kuyakin makin menambah deritanya. Seiring dengan cairan memeknya yang semakin banyak, akupun merasa bahwa sudah cukup penyiksaan seperti itu. Kugenjot dengan lambat dan lembut hingga Eva merasa heran dengan perubahanku. Lima genjotan yang agak keras menaikkan kembali birahinya dan kembali kugenjot ia dengan lambat, kemudian kupercepat karena aku tidak ingin buru-buru keluar. Eva membuka pahanya agar tidak terlalu perih. �Pelan-pelan, Kak. Perih� keluhnya lirih. Mendengar hal ini akupun jadi iba padanya, tapi aku harus bilang apa; bagaimanapun nafsuku harus kulampiaskan. Kugenjot dengan tempo yang berganti-ganti lambat dan cepat tapi dengan irama yang tidak terlalu kasar. Sepertinya ia sudah kehabisan tenaga akibat menahan sakit ketika aku menggenjotnya dengan gaya yang brutal sebelumnya dan memilih untuk menikmati perkosaan ini. Nafasnya pun terengah-engah akibat kelelahan yang dideritanya. Sesekali kuremas pantat sekal dan tetek 30A miliknya; putingnya yang berwarna coklat muda itu kutarik-tarik dan kupilin-pilin. "Ohhh...ohhh...ohhh..." desahan nikmatnya pun mulai terdengar seirama dan makin mencapai kemerduan yang kuinginkan. Seiring dengan genjotanku, Eva pun tak sanggup lagi menahan orgasmenya. �Oooough� lenguhnya pelan sambil mendongakkan kepalanya yang masih berjilbab. Wajahnya yang masih berkacamata pun terlihat erotis. Kurasakan bahwa kontolku terbaluri dengan cairan memeknya dan setelah kucabut kontolku, kulihat memeknya yang kini basah akibat cairan memeknya yang kulihat berwarna kemerahan karena bercampur dengan darah perawannya.
Setelah ia mengalami orgasmenya yang kedua ini, kubalikkan tubuh telanjangnya dengan kepalanya yang masih mengenakan jilbab hingga menghadapku dan kubaringkan ia di tumpukan matras. Kubersihkan memeknya dengan sapu tangannya, kemudian kutindih tubuhnya dan kuciumi serta kucupangi seluruh wilayah dadanya. Eva hanya dapat melenguh pelan dan menggigiti jarinya ketika kugigiti dan kuhisap puting susunya. Dalam waktu tak kurang dari lima menit wilayah dada Eva sudah basah kuyup oleh keringatnya dan air liurku.
Kuposisikan tubuhku sehingga tepat berada di atasnya dan kubuka kedua belah paha Eva yang sepertinya sudah pasrah sehingga kedua alat vital kami bersentuhan, lalu kuarahkan kontolku ke arah memeknya. Badan Eva gemetar ketika kontolku memasuki relung tubuhnya dengan perlahan; tangannya pun mencengkram bahuku. Begitu kontolku masuk sebagian, kusentak pantatku ke depan sehingga kontolku pun meluncur deras hingga menyentuh rahimnya. Kurasa adik kelasku ini pun kembali merasa nyeri pada dinding memeknya karena kulihat wajahnya yang masih mengenakan jilbab itu mengernyit dan, "Aaa...auhhh" kudengar jeritannya saat kontolku kembali memasuki rahimnya.
Kembali kuciumi serta kulumat bibir ranumnya lalu kutautkan lidahku dengan lidahnya. "Mmmmppph..." desahnya tertahan oleh lumatanku. Kembali kugenjot tubuh bugilnya yang hanya mengenakan jilbab di kepalanya itu. Secara refleks ia melingkarkan tangannya ke punggungku. Kedua kakinya pun melingkari pinggangku, seolah mengatakan, "Terus, Kak. Masukin lebih dalam lagi. Please". Sambil menggenjotnya, kuturunkan kepalaku ke arah lehernya. Kuberi beberapa cupangan di lehernya dan kuturunkan lagi kepalaku ke arah dadanya. Ketika bibirku sampai di wilayah dadanya, kembali kujilati tetek 30A-nya dan kuhisap puting susunya; bahkan sesekali kujilati puting susunya dan kucupangi belahan dadanya. Sebagai akibatnya, iapun makin kelojotan. Kedua tangannya yang disampirkannya di kepalaku pun tak mau ketinggalan bereaksi dengan meremas-remas kepalaku dan mendekatkan mukaku ke dadanya. "Ahh, Vaiiii...naaaa. Ouuhhh... Memmmekkk... kammuu... emangg... nikmaaatth.... Kakakh... enggak...nyangkaa... kalloo... kammu... bisaa... senikh...math... inniiih..." sindirku. Eva sepertinya tidak mempedulikan sindiran itu lagi. Ia sudah tidak bisa memperhatikan lagi. Tenaganya agaknya sudah benar-benar terkuras akibat kugenjot memeknya habis-habisan dengan tempo yang berubah-ubah ketika orgasmenya tiba kembali. �Aaaaakh� erangnya pelan menikmati orgasmenya yang kedua kalinya. Cairan memeknya kembali menyembur memenuhi liang senggamanya. Sebagian cairan nikmatnya pun keluar membasahi pangkal pahanya dan matras yang kupakai sebagai alas.
Batang kontolku yang berada dalam liang senggamanya pun terasa direndam dengan cairan memeknya yang hangat. Bersamaan dengan itu pun, kurasakan kontolku akan berejakulasi dan, "Ahhh..." lenguhku nikmat. Liang senggamanya pun dipenuhi campuran antara cairan spermaku dan cairan memek. Kucabut kontolku, dan kulihat Andria menghampiri Eva yang ambruk ke samping, menarik tubuhnya, dan memeluknya untuk menenangkannya. Kulihat juga Eva menangis tersedu-sedu dalam pelukan Andria, kacamata yang masih dipakainya itu pun ikut basah karena air mata. Sepertinya ia menyesal karena sempat terjebak dalam perangkap seks ini, bahkan iapun ikut menikmatinya juga. Kulihat pula wajah Andria yang menatap ke arahku seolah dipenuhi nafsu untuk membunuhku, dan juga bagaimana Andria akhirnya memakaikan lagi pakaian Eva untuknya.
Sejak itu hidup Eva sepertinya berubah dari seorang gadis alim serta bertampang cerdas dan manis yang berjilbab dan berkacamata hingga menjadi budak seksku yang binal. Bahkan pada akhirnya kudengar ia jadi bispak papan atas di wilayah dekat sekolahnya. Evalah, bukan Andria, yang pada akhirnya kugunakan untuk menjebak Nisbel, salah seorang yuniornya, di laboratorium kimia bekas sekolahku, serta Dinda, teman seangkatan Eva yang tidak kalah manisnya dengan Eva.

MEMPERKOSA ANNISA

Ini kisahku yang lain dengan adik kelasku yang lain. Sebut saja namanya Anissa. Saat itu ia kelas tiga. Pertama kali aku bertemu dengannya aku tak terlalu tertarik padanya. Bukan karena ia tidak menarik, tapi karena aku sudah pernah merasakan persetubuhan dengan gadis lain yang jauh lebih cantik. Memang aku ini obsesif terhadap perempuan berjilbab, mungkin karena aku selalu melihat gadis SMU berjilbab selama aku SMU dulu.
Sebenarnya aku cukup menghormati Anissa, kalau saja ia tidak bohong soal fotonya yang akan diberikannya padaku. Well, aku pun tidak bilang bahwa aku meminta foto seksinya. Tapi itu sudah cukup membuatku sakit hati mengingat aku bukanlah seorang pemaaf.
Akhirnya tibalah kesempatan bagiku, yang berarti itu adalah hari yang paling naas baginya. Hari itu aku mengajaknya minum jus di depan almamaterku. Tanpa sepengetahuannya, kucampur jus bagiannya dengan obat perangsang dan kuberikan jusnya padanya. Hari itu benar-benar panas sehingga tanpa mencicipinyapun dia langsung meminum jusnya dengan lahap. Tak lama kemudian akupun melihatnya kegerahan akibat obat perangsang yang kucampurkan pada jusnya. Melihat keadaan itu akupun mengajaknya masuk ke mobilku (yang kukatakan padanya bahwa itu mobilnya). Anissa yang masih belum sadar tidak begitu menyadari bahwa aku menyuruh sopirku membawa kami ke hotel terdekat, begitupun saat aku mem-booking kamar untuk kami berdua. Kukatakan padanya, �Kita cuma istirahat sebentar�.
Ia baru agak menyadarinya ketika sudah berada di kamar dan pintunya kukunci. Ia mencoba untuk kabur, tapi terlambat. Pintunya sudah kukunci. �Jangan banyak lagak. Di sini Kakak udah siapain intel-intel bapaknya Kakak!� ancamku dingin (tapi bohong). Anissa menyadari bahwa dirinya sepenuhnya ada dalam cengkeramanku. Ia mulai terduduk di lantai kamar hotel, dan menangis, sambil bertanya, �Apa salah aku , Ka�?�. Aku tak menjawab, hanya mengacungkan fotonya yang ia berikan padaku. �Apa yang kurang, Ka�?� tanyanya sambil terisak-isak. �Kamu tau sendiri Kaka� lebih suka foto seksi� kataku dingin. �Kalau itu yang Kakak minta, saya bisa ngasih sekarang... Tapi saya mohon lepasin saya� mohonnya. �Heh, sekarang terlambat� jawabku dingin, sambil menghampirinya untuk meraih pinggangnya. �AAAHH, jangan, Ka�� mohonnya, yang tak kupedulikan. Aku ingin tahu, bisa apa dia dengan obat perangsang yang kucampurkan dalam minumannya tadi di sekolah. Kudorong ia hingga ia menabrak ranjang. Kubalikkan tubuhnya yang masih berseragam lengkap termasuk jilbab putihnya dan kutindih dia. Kuraih kepalanya dengan kedua tanganku dan kuciumi serta kulumat bibir tebalnya yang sensual. �Mmmmmmhhhhh... mmmmmmhhh...� suaranya tertelan lumatanku. Tanganku mulai beraksi dengan meraih dan meremas-remas payudaranya. Kubuka kancing-kancing baju batik seragamnya dan, �Wooow, indah sekali� pikirku melihat sepasang payudara dengan kulit putih ukuran 32A-nya dengan BH warna putih terpampang di hadapanku. Tanganku tak tinggal diam dan mulai meremas-remas payudaranya yang kini terlihat dengan indahnya. Anissa hanya bisa mendesah-desah sambil terus menangis. Air matanya membasahi pipinya yang berjerawat remaja. Kutarik celana dalamnya dan kuraba-raba kemaluannya. �Ssssssssssshhhtttt...� desisnya ketika lobang kemaluannya itu kutusuk-tusuk dengan jariku, kemudian kucari klitorisnya. Kugesek-gesek klitorisnya dan kuhisap puting susunya. Hal itu menimbulkan rangsangan yang tidak bisa disangkal lagi olehnya. Kurasakan jariku mulai basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. Kucabut jariku dari vaginanya dan kutarik dia agar berdiri, lalu kutarik tangannya hingga ia berdiri; kusuruh dia menghadap meja rias dan membungkuk di depan meja bercermin itu. Kunaikkan rok putihnya sampai sebatas pinggang. Anissa sudah tidak menangis lagi. Air matanya sudah kering, atau ia memutuskan untuk pasrah saja, aku tidak tahu.
Kukeluarkan penisku dan kugesek-gesekkan penisku ke bibir kemaluannya. Badan Anissa bergetar karena hal ini. Kumasukkan penisku dari belakang ke liang senggamanya secara perlahan karena rapatnya kemaluan adik kelasku ini sehingga kurasakan penisku semakin diurut oleh dinding kemaluan gadis ini. Setelah kepala penisku masuk, tanpa ampun lagi kupaksakan seluruh penisku masuk ke dalam liang senggamanya sampai mentok �AAAAAAGH� jerit Anissa kesakitan sembari mendongakkan kepalanya yang masih mengenakan jilbab putih ketika keperawanannya kujebol dengan mudah. Kubiarkan diriku menikmati denyutan dan isapan dinding kemaluan gadis ini terhadap penisku. �Ohhhh...� desahnya lemah sambil menundukkan kepalanya saat kudiamkan saja ia selama beberapa puluh detik itu. Kutahu bahwa penisku ini rasanya sangat menyesakkan baginya.
Melihat keadaan itu akupun mengejeknya. �Nis, waktu itu kamu jual mahal, �kan ke Kakak? Enak yach, sekarang� ejekku. Kulihat di cermin di hadapan kami, wajahnya yang berjilbab dan masih menarik itu terlihat memerah karena kesal dan mungkin karena malu melihat wajahnya di cermin, ia kembali menundukkan wajahnya itu. Aku tak membarkan diriku diam berlama-lama. Kugenjot tubuh adik kelasku ini dari belakang dan desahannya mulai terdengar kembali. Kulihat di cermin bahwa mukanya yang masih mengenakan jilbab itu semakin memerah dan matanya kembali mengucurkan air mata, mungkin karena malu melihat dirinya diperkosa dalam seragam lengkap plus jilbab. �Ahhh... ahhh... ohhh... ohhh... ihhh... ohhh...ouhhh...� desahnya ketika kugenjot ia dengan sepenuh tenaga. �Ohhh... ahhh... Nisii... ennak, yahhh... ouhhh�, ejekku sambil membalas desahannya. �Brengseekh..., ouhhhh... Kakakhhh... ouhhhh... brengseeekhh...� umpatnya ketika mendengar ejekanku. Kuanggap itu sebagai simfoni indah yang mengagumkanku. Plakkk.. plakkk... plakkk... bunyi benturan antara pantatnya yang sekal dengan pangkal penisku saat lubang kemaluannya kusodok sekuat tenagaku semakin menambah indahnya suara simfoni persetubuhan terlarang ini.. Sesekali kuremas pantatnya yang sekal dan payudaranya yang montok itu. �Ouhhh... ohhh... ohhh...� semakin lama desahannya semakin cepat dan keras dan tak lama kemudian kurasakan bahwa Anissa akan mencapai orgasmenya mengingat denyutan liang nikmatnya semakin cepat dan keras.
�AAAAH, KAKAAK� teriak Anissa sambil mendongakkan kepalanya saat ia mencapai orgasmenya yang pertama. Dari liang senggamanya kurasakan keluar cairan nikmat yang�ketika nantinya kulihat�berwarna kemerahan karena tercampur dengan darah keperawanannya. Kucabut penisku dari liang senggamanya dan iapun ambruk membentur pinggiran meja riasnya. Kulingkarkan tanganku ke pinggangnya yang langsing dan kubawa ia ke ranjang, setelah itu kuposisiskan ia agar menungging. Ia hanya bisa pasrah; mungkin karena gabungan dari efek obat perangsang yang tadi kucampurkan pada minumannya dan efek dari kelelahan akibat genjotanku yang ganas pada liang senggamanya.
Kulepas jilbabnya dan kulihat rambut sebahunya yang indah; kemudian kuposisikan diriku di belakangnya. Kembali kuarahkan penisku pada bibir vaginanya dan kuarahkan kepala penisku untuk memasuki liang nikmatnya. �AARGHHH...� erang Anissa keras ketika kupaksakan penisku menerobos vaginanya sampai membentur rahimnya. Kudiamkan penisku ini sejenak dalam liang kemaluannya, kemudian kembali kugenjot gadis ini dengan ganas. �Ohhh... ohhh... ahhh...ahhh... euhhh... euhhh...�erangnya keras karena kusodok liang nikmatnya dengan ganas.
Tiba-tiba terdengar bunyi dering telepon dari saku Anissa. Kuhentikan sejenak genjotanku, kuambil HP dari sakunya sekalian meraba klitorisnya, kulihat layarnya. Ternyata dari temannya. Kuberikan padanya untuk mengangkat teleponnya sambil berkata, �Angkat, Nis. Kamu tahu, �kan apa yang harus kamu omongin?�. Anissa mengangkatnya. Terdengar dari sana secara samar-samar, �Nis, kamu lagi di mana?�. �Di rumah sodara gue. Emang kenapa?� jawabnya asal. �Yeee, kamu �kan udah janji mau pergi ke PS (Plasa Senayan)?� tanya temannya. Karena usil, kusodok dari belakang dan kuremas payudaranya, sehingga, �Ahhh� dia mendesah perlahan. Hal ini memancing kecurigaan dari temannya, yang bertanya lagi, �Tapi kok suara kamu aneh?� tanya temannya. �Enggak kok. Gue lagi... Ohhh� elaknya ketika vaginanya kusodok lagi dan kembali kuremas payudaranya, sehingga ia mendesah. Mendengar itu sepertinya temannya jadi curiga dan bertanya, �Kamu lagi ngapain�. �Gue nggak lagi ngapa-ngapain, kok. Udah dulu, ya. Gue mau tidur, nih� elaknya sambil mematikan telepon. �Ahhhhh...� desahnya melepaskan tekanan seksual akibat menahan desahannya. Kuejek lagi, �Nis, enak yach ngentot sambil nelpon?�. Anissa menoleh ke arahku, menatapku dengan kesal dan berseru, �Yang tadi itu, kalo misalnya dia curiga, Kakak tamat! Ayo lanjutin biar cepat selesainya!�. Aku hanya terpana saja mendengar kata-katanya yang terakhir. Kembali kulanjutkan genjotanku pada gadis belia ini. �Mana genjotan yang tadi, Kak?� tanyanya sinis. Ternyata perkosaan yang kulakukan untuk mempermalukannya ini telah membangkitkan nafsunya. Mendengar kata-katanya, langsung saja kugenjot gadis ini dengan ganas. � AAARGHHH... AAARGHHH... AAARGHHH...� desahan lirihnya kini telah menjadi sebuah erangan keras�atau lebih tepatnya, teriakan. Suara kami telah menjadi iringan simfoni yang sangat indah menurutku�dan juga menurutnya setelah selesai nanti.
Seiring dengan genjotanku yang ganas, Anissa pun mencapai orgasmenya yang kedua. �OHHH....� teriaknya. Saat itu juga, kutancapkan penisku dalam-dalam sampai menyentuh rahimnya dan karena kemaluannya meremas penisku dengan kencang akibat orgasmenya, aku pun mencapai ejakulasiku. �Ahhh...� seruku sambil menyemprotkan spermaku ke rahimnya. Kubiarkan penisku dalam vaginanya dan setelah Anissa ambruk ke ranjang, akupun menindih tubuhnya dari belakang. Jam enam, pikirku melihat jam meja di meja samping ranjang. �Nis� bisikku sambil mendekatkan bibirku ke telinganya, �Maafin Kakak, ya. Kakak panik waktu denger kamu mau kuliah di Australi. Kakak bener-bener minta maaf�. �Terus Kakak mau gimana?� tanyanya, terdengar kesal. �Kakak pamit dulu...� mohonku. �Eh, tunggu dulu, Ka�� serunya, �Besok, �kan hari libur... Masa� habis kayak gini Kaka� mo ninggalin aku gitu aja?� tanyanya. Mendengar ucapannya aku heran. �Jadi kamu maunya apa?� tanyaku kesal karena malah terkunci dengannya. �Bo-Nyok (Bokap-Nyokap) aku lagi keluar kota. Pulang Minggu malam. Jadi...� kata-katanya terputus. �Maksudnya, kamu minta aku nemenin kamu di hotel ini?� tanyaku. �Semalem aja� jawabnya mantap, hingga akupun jadi bingung. �Iya, deh...� jawabku.
Setelah itu ia menawariku membuat foto seksinya. Kuatur dia seolah aku adalah fotografer profesional. Foto pertama, jilbabnya kugelung dan kubuka dua kancing atas kemejanya. Foto kedua, jilbabnya tetap digelung dan kubuka dua kancing atas lagi. Foto ketiga, jilbabnya dilepas dengan kancing atas tetap empat buah terbuka. Foto keempat, jilbabnya normal kancing atas terkancing dan kancing bawah sampai atas pusar terbuka dan disampirkan sehingga pusarnya terlihat. Foto kelima, kulepas kancing roknya tapi tidak jatuh lalu kuminta membungkuk dan menoleh padaku. Foto keenam, roknya jatuh tapi yang lainnya tidak. Ia melakukan semuanya dengan baik. �Aku mo mandi. Mo ngerekam, nggak?� tanyanya. �Boleh, nih?� tanyaku. Kulihat ia tersenyum dan berkata, �Ayo�. Kuikuti dia ke kamar mandi dan kurekam semuanya, setelah itu aku bergabung untuk mandi dengannya.
�Kamu gak marah di...?� tanyaku setelah ia selesai mandi, namun masih tetap telanjang. �Diperkosa Kakak? Nggak. Kesel sih iya. Sakit tau. Ampe lecet, deh kayaknya...� jawabnya agak ketus. Aku diam saja. �Kamu gak nyesel perawan kamu Kakak ambil?� tanyaku. �Telat tau Kakak bilang gitu� jawabnya sebal. �Ayo, Kak. Sekalian aja Kakak ngehamilin aku� tantangnya. Mendengar itu aku mulai merangsangnya lagi. Kuraih kepalanya dan kuciumi bibirnya. Kucupangi lehernya, lalu kuturunkan kepalaku ke arah payudaranya dan kujilat serta kuhisap putingnya. �Kakak senang ya nyusu ke aku?� tanyanya. �Yup!� jawabku senang. Ia tidak bisa menjawab lagi karena mulutnya sibuk mendesah-desah sementara tangannya meremas-remas kepalaku. Tangan kananku meraih payudara kirinya dan meremas-remasnya dengan gemas. Kubaringkan ia ke ranjang dan kubuka belahan pahanya sehingga posisinya mengangkang, lalu kuposisikan diriku sehingga tepat di tengah-tengah pahanya. Tangan kiriku berpindah ke payudara kanannya sementara mulutku asyik mencupangi belahan dadanya, sedangkan tangan kananku mulai beraksi di selangkangannya. �Ahhh... ahhh...� desahnya pelan. Merasakan aksiku mulai merangsangnya, kembali kulumat bibirnya yang tebal itu, kuposisikan kedua lenganku dengan bertumpu di depan sehingga berada di antara ketiaknya dan kuminta ia meraih penisku untuk menempelkannya di bibir kemaluannya.
Kuturunkan tubuhku perlahan-lahan dan, �Oooohhhhssssstttt...� desisnya ketika penisku kembali memasuki liang senggamanya. Kuturunkan tubuhku secara perlahan hingga penisku terbenam penuh dalam denyutan dinding vaginanya. Setelah penisku tenggelam dalam vaginanya, kurangkul kepalanya dan kunaik-turunkan pinggulku. �Ohhh... teruusss... teruussss....� desahnya lembut. Kembali kulumat bibirnya dan iapun membalasnya dengan memainkan lidahnya di mulutku. �Mmmmhhh...� ciuman nafsu kami berdua terjadi dengan panasnya.
Malam pun semakin larut dan kami masih saling mengeluarkan nafsu kami. Tak lama kemudian kurasakan gadis ini semakin kelelahan akibat kugenjot dalam tiga ronde. Merasakan hal itu kudekatkan bibirku ke telinganya dan kukatakan, �Nis, kamu gak cape�?�. �Mang napa?� tanyanya. �Gak, habis kamu kaya�nya udah cape�� jawabku, �Habis yang ini udahan, yach�. �Iya, deh� sahutnya. Kembali kugenjot tubuhnya yang putih itu. Setelah kugenjot selama beberapa menit kemudian, kelihatannya Anissa akan mencapai orgasmenya. Kupercepat genjotanku dan, �Oooough... hhhhhssst...� serunya saat mencapai orgasmenya. Karena kurasakan penisku semakin diremas dinding kemaluannya, akupun tak dapat bertahan lebih lama lagi. �Arrrrgh...� erangku nikmat sambil menyemprotkan spermaku ke rahimnya. Seluruh cairan sperma yang kusemprotkan pun tertampung dalam rahimnya sehingga kini kemungkinannya untuk kuhamili semakin besar saja. Kubiarkan penisku tertancap dalam kemaluannya agar menyusut sendiri. Dan setelah menyusut, kubiarkan penisku agar keluar sendiri. �Nis� panggilku sambil menaruh dahiku di antara payudaranya. �Mmmm...?� tanyanya. �Tidur dulu, ya...� pintaku. Anissa langsung membalikkan tubuhnya dan sebelum tidur dengan nyenyak, menelepon teman-teman dan rumahnya untuk membuat alasan agar mereka tidak curiga. Akupun kembali mandi dan mengenakan bajuku. Wah sudah jam sembilan, pikirku. Dan tidur di sampingnya.
Keesokan harinya kulihat Anissa sudah kembali mengenakan seragam sekolahnya. Yang jadi masalah sekarang di rok putihnya ada bekas darah yang terlihat jelas sekali. Kubantu memasangkan sarung untuk melapisi roknya dan ia bilang, �Lain kali pakai kondom, ya. Jangan nyampe ada yang kayak aku atau Kak Amanda  lagi. Benernya aku lagi subur tadi malem�. Aku terkejut dan bertanya, �Nis, darimana kamu dengar tentang Kak Amanda?�. �Gampang ketebaknya. Kak Amanda diperkosa ketika sedang berjilbab. Pelakunya pasti sama, �kan? N Kakak obsesan ama jilbaber, �kan?� jawabnya kalem. Kuucapkan perpisahan dan terima kasih (aku tidak minta maaf padanya; percuma) atas malam yang luar biasa darinya.
Sejak itu aku tak pernah melihatnya lagi sampai ia lulus SMA dan pindah ke Australia untuk melanjutkan sekolahnya. Setahun kemudian aku menerima e-mail darinya dan ia menyertakan foto anaknya juga. Yang mengejutkanku adalah e-mailnya. �Ini anak Kakak juga, lho� tulisnya dalam e-mailnya. Anaknya tampak imut. Aku menyesalinya; bukan karena perkosaanku padanya, tapi karena saat itu aku tak sanggup menikahinya...